Enter your keyword

Webinar SAPPK#7 Sustainable Development in Built Environment: Keterjangkauan Perumahan: mencari Jembatan antara Kebijakan dan Kenyataan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Pada Kamis, 25 November 2021, pukul 09.00-11.30 telah diselenggarakan Webinar SAPPK#7 Sustainable Development in Built Environment dengan tema khusus dari Kelompok Keahlian Perumahan dan Pemukiman (PP) yakni ‘Keterjangkauan Perumahan: mencari Jembatan antara Kebijakan dan Kenyataan’. Webinar tersebut terdiri dari serangkaian materi paparan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Webinar diikuti oleh sekitar 120-140 peserta, antara lain peserta dari pihak internal dosen SAPPK ITB, mahasiswa, dan juga pihak luar, yakni dari stakeholder perwakilan dari pemerintah.

Sambutan webinar disampaikan oleh Ibu Dekan SAPPK, Ibu Dr. Sri Maryati. Selanjutnya pengenalan Kelompok Keahlian Perumahan dan Pemukiman oleh Ketua Kelompok Keahlian, yakni Dr. Agustinus Adib Abadi, S.T., M.Sc. Adapun Sesi materi dibuka oleh Moderator, yakni Ibu Dr. Allis Nurdini. Paparan pertama berjudul ‘Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Keterjangkauan’ yang disampaikan oleh Bapak R. Haryo Bekti Martoyoedo, S.T., M.Sc. Beliau adalah Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan dari Kementerian PUPR. Beliau menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi oleh Kementerian PUPR dalam menyediakan perumahan, kondisi perumahan di Indonesia, dan eksositem perumahan di Indonesia.

Materi kedua adalah ‘Tantangan Implementasi Program Public Housing di Indonesia; lesson learned dari Jepang dan Singapura’ oleh Bapak M. Jehansyah Siregar, Ph.D. Beliau menjelaskan kondisi perumahan di Indonesia, di mana luas permukiman kumuh dan angka housing backlog (kekurangan rumah) semakin membengkak dan target zero kumuh masih sangat jauh untuk mencapai target. Lebih lanjut, pengelolaan program Rusunawa banyak memiliki masalah. Selanjutnya beliau membahas isu housing affordability mencakup keterjangkauan baik dalam memiliki rumah/apartemen maupun menyewa. Lebih lanjut, pada paparan tersebut beliau juga menjelaskan hal-hal yang dapat dipelajari dari sistem penyediaan rumah di Jepang dan Singapura.

Materi selanjutnya adalah ‘Rumah Susun Perkotaan, Salah Satu Jawaban Persoalan Keterjangkauan Perumahan’ oleh Bapak Tri Yuwono, M.T. Pada paparan ini Bapak Tri Yuwono, M.T. menjelaskan hasil penelitian beliau. Penelitian beliau bertujuan untuk merumuskan pengertian perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah di Indonesia, memetakan persoalan keterjangkauan rumah yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah, dan mengidentifikasi indikator yang dapat digunakan untuk menjelaskan persoalan dalam mengukur keterjangkauan perumahan bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah. Adapun sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab.

Secara keseluruhan dari materi yang disampaikan oleh pembicara dan sesi tanya jawab, dapat diketahui bahwa penyediaaan perumahan di Indonesia masih memiliki tantangan yang cukup besar, baik dari penyediaan lahan, kemampuan masyarakat untuk menyewa/memiliki rumah, kondisi penyediaan rumah yang terkadang belum memenuhi standar, dan juga permasalahan permukiman kumuh. Pemerintah masih perlu melakukan banyak usaha dan inovasi untuk dapat menyediakan rumah yang terjangkau dan berkualitas. Lebih lanjut, Pemerintah juga dapat belajar sistem penyediaan rumah dari negara-negara lain, seperti Jepang dan Singapura.

Dokumentasi:

Live Stream Youtube SAPPK:

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik