Enter your keyword

Obituari – Achmad Noe’man

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

1459766807754 copy

Telah berpulang ke Rahmatullah, Guru kami tercinta, Bapak Achmad Noe’man pada tanggal 4 April 2016 pukul 15.40 di RS Borromeus Bandung.

Beliau mendedikasikan ilmu dan hidupnya untuk mendesain masjid di Indonesia dan mancanegara. Beliau yang mempelopori bangunan masjid tanpa kubah, salah satunya Masjid Salman, yang terletak di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain masjid Salman di ITB, karyanya juga sampai ke luar negeri, yaitu Masjid Indonesia di Sarajevo, Bosnia dan Masjid Lambung Mangkurat di Banjarmasin. Ia juga merupakan salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia.

Lahir di Garut tahun 1924, beliau berasal dari keluarga pendiri Muhammadiyah Garut yang juga turut andil dalam pembangunan sarana pendidikan seperti sekolah, asrama hingga masjid. Disinilah beliau mulai tertarik pada bidang arsitektur. Ditarik lebih jauh, ketertarikan beliau juga dipengaruhi ayahnya dalam membangun infrastruktur pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.

Sempat mengenyam pendidikan di Hollandsch Inlandsche School  (HIS) Budi Priyayi Ciledug, Garut, beliau kemudian berlanjut ke jenjang Meer Uitgebreid Lager Onderweijs (MULO) yang sempat ditutup, sehingga mengharuskan beliau untuk pindah ke MULO Yogyakarta dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah, Yogyakarta.

Ketika Indonesia mulai memasuki zaman revolusi, beliau bergabung dengan Divisi Siliwangi dan hijrah ke Jakarta dan mengemban tugas sambil bersekolah di Sekolah Menengah Atas Republik.

Beliau bercita-cita menjadi Arsitek dan di tahun 1948 meneruskan pendidikan ke Universitas Indonesia di Bandung. Namun, universitas tersebut tidak menyediakan jurusan yang diinginkan sehingga beliau memilih masuk jurusan bangunan Fakultas Teknik Sipil.

Beliau sempat meninggalkan bangku kuliah untuk bergabung dengan CPM (Corps Polisi Militer) pada masa penyerahan kekuasaan dari Belanda terhadap TNI. Saat itu ia masuk dengan pangkat Letnan Dua dan menekuni karir militer hingga tahun 1953.

Beliau akhirnya mengundurkan diri ketika mengetahui bahwa Universitas Indonesia membuka jurusan arsitektur.

Beliau sempat mendapat kesempatan untuk melanjutkan S2 di Kentucky, Amerika Serikat, namun kesempatan itu ditolaknya dan memilih mengembangkan bidang arsitektur di negaranya sendiri dengan mengajar sebagai dosen di ITB dan membuka Biro Arsitektur Achman Noe’man (Birano).

Sebelum menjadi dosen, beliau sempat menjadi asisten dosen. Pada periode itu pula, Noe’man mencetuskan ide pembangunan masjid di kawasan kampus ITB. Alasannya sederhana, saat itu para mahasiswa harus berjalan sejauh 2,5 kilometer untuk menuju masjid.

….selanjutnya…

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik