Enter your keyword

Webinar SAPPK 2022 #2: Aspek Keberlanjutan dalam Perancangan Bangunan dan Ruang Terbuka Hijau

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Pada hari Kamis, 19 Mei 2022, pukul 09.00-11.00 telah diselenggarakan Webinar SAPPK #2 Sustainable Development in Built Environment dengan tema khusus dari Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur (PA) yakni ‘Aspek Keberlanjutan dalam Perancangan Bangunan dan Ruang Terbuka Hijau’. Webinar tersebut terdiri dari serangkaian materi paparan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Webinar diikuti oleh sekitar 108 peserta, antara lain peserta dari pihak internal dosen SAPPK ITB, mahasiswa dari dalam dan luar ITB, serta stakeholders luar seperti perwakilan pemerintah daerah dari Provinsi Riau hingga Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.

Sambutan webinar disampaikan oleh Ibu Dekan SAPPK, Ibu Dr. Sri Maryati, dilanjutkan dengan perkenalan KK PA oleh Ketua Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur yaitu Bapak Prof. Dr. Ing. Ir. Widjaja Martokusumo. Adapun paparan dan diskusi kemudian dibuka oleh moderator, yakni Bapak Asep Darmana, S.T., M.Ars. Terdapat 3 narasumber yang berpartisipasi pada webinar ini. Paparan pertama berjudul ‘Peningkatan Kebijakan Bangunan Hijau dan Kota Rendah Karbon menuju Banda Aceh sebagai Kota Cerdas Islami’ yang disampaikan oleh Bapak Tubagus Muhammad Aziz Soelaiman, S.T, M.A. Penjelasan beliau menunjukkan bahwa pada pengabdian masyarakat yang dilakukan, Tim Bapak Aziz ini melakukan kemitraan dengan pemerintah Kota Banda Aceh dimana bertujuan untuk mendorong dan memandu terciptanya kebijakan mengenai model kota rendah karbon, khususnya Bangunan Gedung Hijau, melalui perumusan bersama dengan pihak pemerintah mengenai konsep aplikasi bangunan hijau secara lebih kontekstual dan komprehensif; serta meningkatkan kesadaranakan pentingnya implementasi prinsip bangunan hijau, melalui penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai konsep kota rendah karbon dan bangunan hijau. Dalam penelitiannya, Bapak Aziz juga memberikan rekomendasi-rekomendasi dapat dilakukan untuk mengimplementasi konsep bangunan hijau dalam rangka menuju kota rendah karbon; serta Konsep “Net-Zero Healthy Building” yang dapat menjadi salah satu solusi tepat untuk diaplikasikan ke dalam rancangan bangunan ataupun penyusunan kebijakan.

Materi kedua adalah ‘Evaluasi Skema Penghijauan Kota di Indonesia’ oleh Bapak Dr. GES. Mohammad Zaini Dahlan, S.P., M.Si. Beliau menjelaskan bahwa kota-kota di Indonesia  yang masih belum mencapai target penyediaan RTH secara optimal yaitu sebesar 30% dari luasan wilayah kota yangmana diamanatkan dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang  Penataan Ruang. Penelitian tim Bapak Zaini ini menunjukkan bahwa green factor berfungsi dengan baik dalam meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari ruang hijau. Namun, perlu dipertimbangkan lagi terkait perkembangan alat perencanan hingga tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, dalam  upaya  meningkatkan  kualitas  maupun  kuantitas  RTH  di kawasan perkotaan di Indonesia, perlu adanya kajian lebih lanjut untuk mengukur sejauh mana kesiapan dalam menerima dan mengimplementasikan gagasan ruang hijau dengan penerapan green factor sebagai skema penghijauan kota (urban greening scheme).

Materi terakhir disampaikan oleh Ibu Medria Shekar Rani, S.T., M.T., Ph.D dengan judul ‘Pengaruh Elemen Lanskap Kota pada Konektivitas dan Kenyamanan Pejalan Kaki’. Pada paparan tersebut, beliau menjelaskan mengenai penelitian yang beliau dan tim lakukan dengan lokus penelitian di Kecamatan Tamansari dimana disana memiliki elemen-elemen seperti permukiman dengan berbagai ragam densitas, tata guna lahan yang beragam, beberapa jenis kelas jalan, serta adanya sungai yang mengalir dari Utara ke Selatan. Ibu Medria menjelaskan bahwa area yang dilewati banyak pejalan kaki, seperti di dekat Sungai Cikapundung, ternyata tidak cukup terekspos dengan elemen hijau kota. Terkait persepsi tingkat kenyaman, ditunjukkan bahwa hal itu lebih dipengaruhi oleh komposisi elemen hijau yang dilihat pada level mata manusia. Penelitian ini pun diharapkan akan berkontribusi dalam perencanaan infrastruktur hijau kota.

Berdasarkan keseluruhan paparan dan sesi tanya jawab, dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan oleh para pembicara itu saling berhubungan satu sama lain, dimana dari Pak Aziz yang menyampaikan ruang lingkup yang relatif besar, lalu mengerucut pada paparan Pak Zaini dimana ada evaluasi dan strategi baru terkait green index dan cara menghitungnya, lalu mengecurut lagi pada paparan Ibu Medria yang mungkin akan menjadi masukan dan evaluasi untuk penelitian Pak Aziz dan/atau Pak Zaini.

Webinar selanjutnya akan diisi oleh Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota (SIWK) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2022. Sampai berjumpa!

Berikut dokumentasinya:

 

Live Youtube:

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik