Pameran ini menampilkan kisah 12 arsitek dan perencana kota perempuan Indonesia yang lulus pada tiga dekade pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, yaitu Doddy Zartini Zahar, Kadarwati Sutomo, Roendarijah Soeparto, Siti Utamini, Susantiah M. Ardhi, Wahyuningsih Herbowo, Budhy Tjahjati, Tuti Purwani Dipokusumo, Aristiana, Harastoeti Dibyo Harsono, Irmawati, dan Sri Rahaju. Jejak pendidikan dan karir mereka kami temukan di arsip, jurnal, dan majalah di Indonesia dan Belanda. Selain bekerja dengan catatan sejarah, kami secara pribadi bertemu dengan banyak perempuan ini di rumah mereka. Kami berbincang dengan mereka tentang pengalaman mereka sebagai perempuan Indonesia yang inovatif dalam profesi arsitektur, termasuk pendidikan arsitektur dan pengambilan kebijakan, serta peran mereka dalam proses pembangunan Indonesia. Sejarah lisan ini menawarkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi perempuan dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka dan juga mengungkap hal-hal penting dalam karier mereka. Yang paling penting, mereka membiarkan perempuan itu sendiri untuk merefleksikan pencapaian mereka dan menceritakan kisah mereka melalui kata-kata mereka sendiri.
Melalui kolaborasi lintas samudera, hasil proyek penelitian dan pameran “Transoceanic Disclose: Weaving Architectural [Her]stories,” ditampilkan secara publik di berbagai lembaga kebudayaan (Institut Teknologi Bandung, Jogja Nasional Musem (JNM) Blok Yogyakarta, IAI Jakarta) berpusat di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan yang belum berujung ini.
Pada kerjasama lintas batas wilayah darat dan lautan, negara dan bangsa (transoceanic) dengan Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur (KKPA) Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat, Jakarta dan Yogyakarta, dan Creative Industries NL, dan Nieuwe Instituut (Museum Arsitektur, Desain dan Budaya Digital, berlokasi di Rotterdam). Terlibat dalam pameran ini Principal Investigator Maria Novas-Ferradas (TU Delft – Belanda), Co Principal Investigators: Erika Yuni Astuti (ITB-Indonesia) dan Rachel Lee (TU Delft – Belanda).
Terima kasih khusus kepada seluruh narasumber dan anggota keluarga yang telah berkontribusi dalam proses ini, terutama kepada: Ibu Siti Utamini, Ibu Susantiah Ardhy, Ibu Roendarijah, Ibu Sri Rattini, Ibu Idawati Baskoro, Ibu Endah Sri Indrawati, Almarhum Ibu Budhi Tjahyati, Ibu Wahyuningsih Herbowo, Ibu Sri Rahaju, Ibu Irmawati, Ibu Aristiana, Ibu Tuti Purwani Dipokusumo, Almarhum Ibu Harastoeti Dibyo serta seluruh keluarga dan sahabatnya, termasuk Ibu Francés Affandi dan Pak Hilwan (Bandung Heritage Society).
Juga kepada Ibu Allis Nurdini (Direktorat Sarana Prasarana ITB), Pak Andry Widyo Widjatnoko (Ketua Program Studi Arsitektur ITB), Pak Adrianto Santoso (Institut Arsitek Indonesia Jawa Barat), Pak Baritoadi Buldan Rayaganda Rito (Institut Arsitek Indonesia Yogyakarta), Ibu Doti Windajani (Institut Arsitek Indonesia Jakarta) dan Pak Jacob Gatot Surarjo (Blok Museum Nasional Jogja (JNM)).
Dokumentasi: