Seminar online SAPPK ke-7 diselenggarakan pada hari Kamis, 30 Juli 2020 berlangsung milai pukul 9:00-11:30 WIB dengan topik bahasan tentang “Sains dan Teknologi Bangunan dalam Mengahadapi Pandemik COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru”. Seminar online kali ini disajikan oleh Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, dengan dimoderatori oleh Bu Dewi Larasati, ST., MT., PhD. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom yang dihadiri 267 peserta serta disiarkan secara langsung melalui Youtube. Acara ini memiliki 4 pembicara; Pembicara k2-1 adalah Pak Dr. Ir. Surjamanto Wonorahardjo, MT., pembicara ke-2 adalah Ir. Dian Irawati, MT., pembicara ke-3 adalah Pak Dr.Ing M. Donny Koerniawan, ST., MT., dan pembicara k2-4 adalah Dr. Ir. Lily Tambunan, MT.
Acara dibuka oleh MC yang merupakan anggota dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, yaitu Hafshah Salamah, ST., MT. Setelah itu acara dimulai dengan sambutan oleh Dekan SAPPK yaitu Dr. Sri Maryati, ST., MIP. Setelah Dekan SAPPK membacakan CV moderator, selanjutnya moderator menyampian penjelasan singkat mengenai Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan. Setelah menjelaskan sedikit mengenai ketua, anggota KK TB, road map, dan penelitian yang dilakukan pada tahun 2020, moderator pun membacakan CV dan mempersilahkan pembicara perama untuk memaparkan materinya.
Materi pertama disampaikan oleh salah satu anggota Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan yaitu Dr. Ir. Surjamanto W., MT.. Pada kesempatan ini, Pak Sur menyampaikan materi tentang “Berbagai Perspektif dalam Teknologi Bangunan untuk Ketahanan pada Pandemik Virus”.
Adapun poin-poin yang disampaikan pada materi ini adalah:
- Perspektif dalam teknologi terbagi tiga yaitu: sudut pandang lingkungan fisik, sudut pandang ekonomi, sudut pandang sosial.
- Lingkungan adalah objek, sedangkan manusia sebagai pengelola. Guru dari kehidupan adalah lingkungan.
- Teknologi memiliki peran memanipulasi lingkungan untuk mengendalikan perubahan pada lingkungan itu sendiri.
- Teknologi itu dibuat untuk kepentingan praktikal. Teknologi disiapkan manusia untuk kebutuhan ekonomi. Lingkungan itu menjadi objek yang dieksplor, yang direkayasa, yang dimanipulasi. Peran teknologi menjadi besar pada ekonomi dan peradaban manusia.
- Teknologi harus dikendalikan agar lingkungan tidak rusak. Terdapat beberapa improvement pada teknologi, dari teknologi tahap pertama hingga tahap keempat. Teknologi membutuhkan distrupsi.
- Pandemic virus corona merupakan disrupsi. Pandemik ini membuat kita kerja di rumah. Pada bagian-bagian rumah, ruang tamu tidak punya koneksi dengan ruang-ruang lain. Ini merupakan salah satu bentuk teknologi yang digunakan untuk menhindari pandemik virus.
- Adanya kebutuhan baru pada ruang-ruang di rumah merupakan suatu distrupsi. Misalnya: dapur bersih terpisah dengan dapur kotor, tersedianya ruang untuk berjemur.
- Perspektif lingkungan tidak cukup. Lingkungan kita terdiri dari air, tanah, dan udara. Ini merupakan satu kesatuan, terjadi simbiosis pada ketiga elemen tersebut. Manusia dan tanaman menrupakan satu kesatuan dari lingkungan. Selain itu kesatuan lingkungan hidup juga terdiri dari energi dan SDA, serta biotik. Isu-isu yang muncul yaitu: pencemaran, penyakit, bencana alam, dan konsumsi energi.
- Konsep sustainability adalah keseimbangan hidup. Ada tiga syarat penyelenggaraan lingkungan binaan yang:
– Tidak mengotori lingkungannya
– Tidak mengubah sifat-sifat alaminya
– Tidak mengambil berlebihan yang mengganggu keseimbangannya - Inovasi Teknologi – Budaya Baru – Budaya Inovasi
- Tanaman bambu sangat besar perannya untuk menyelamatkan lingkungan.
- Inovasi-inovasi teknologi banyak sekali yang menunggu kita yaitu misalnya fasad dan AC pasif.
- Inovasi Teknologi yang lain yaitu pemeriksaan bangunan gedung terbangun di masas pandemik. Pemeriksaan gedung yang dapat dilakukan diantaranya perlunya udara segar, tekanan udara positifm, perbaikan, sistem ventilasi sesuai kebutuhan, ventilasi alami, dsb.
Setelah paparan pembicara peratama selesai menyampaikan materinya, acara pun dikembalikan ke moderator. Setelah moderator menyampaikan CV Pembicara 2 yaitu Ibu Ir. Dian Irawati, MT. maka pembicara ke-2 memulai materinya.
Ir. Dian Irawati, MT merupakan Direktur Bina Teknik Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR. Pada kesempatan ini, Ibu Dian menyampaikan materi tentang “Strategi Adaptasi Bangunan terhadap Pandemik melalui Indoor Air Quality”.
Adapun poin-poin yang disampaikan oleh Ibu Dian adalah sebagai berikut:
- Covid-19 menjadi pandemik yang sangat mematikan, hingga saat ini terjadi lebih dari 4 juta kasus. Dampak covid-19 ini bisa disetarakan dengan flu Spanyol. Di Indonesia sendiri kondisinya belum membaik, bahkan belum tau kapan mencapai puncaknya.
- Terjadinya adaptasi kebiasaan baru pada bangunan, mengingat kita sehari-hari berada di bangunan gedung. Isu merasa tidak nyaman di bangunan gedung ini menjadi poin utama untuk membuat strategi baru di bangunan gedung.
- Undang-undang bangunan gedung: ada persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan teknis yaitu diantaranya keandalan yang meliputi: keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Dari aspek kesehatan yang perlu diperhatikan yaitu penghawaabn, pencahayaan, sanitasi, dan bahan bangunan.
- Pada Permen PUPR, persyaratan teknis pada nangunan besar (>5000m2) meliputi efisiensi energi, efisiensi air, dan kualitas udara ruang dalam.
- Kualitas udara ruang menjadi sangat penting pada saat pandemik. Jenis-jenis polutan udara yaitu diantaranya:
– Suspended particles: debu, asap, kabut
– Volatile organic compounds (VOCs): formaldehyde, benzene, toluene, ethanol, butane, propane, chloroform
– Mikroorganisme: bakteri, virus, spora, jamur, lumur, mite dust (tungu), dsb. - Meteorological parameters yang mempengaruhi transmisi convid 19 yaitu diantaranya:
– Temperature
– Dew point
– Pressure
– Relative humidity
– Absolute humidity
– Water vapor
– Wind speed
– Boundary layer heigt
– Ventilation coefficient - Ventilasi alami merupakan upaya alami untuk menurunkan water content di dalam ruangan.
- Untuk ruang berAC dibutuhkan ruang penyaringan udara (HEPA).
Setelah pembicara ke-2 selesai dengan menyampaikan materinya, moderator pun membacakan CV pembicara ke-3 dan mempersilahkan menyampaikan materi. Pembicara ke-3 adalah anggota dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan yaitu Dr.Eng. Mochamad Donny Koerniawan, ST., MT. . Pak Donny membawakan materi tentang “Berbagi di Masa Pandemi dalam Konteks Performa Bangunan dan Kota.
Poin-poin yang sampaikan pada materi ini adalah:
- Kota itu terdiri dari beberapa bangunan yang disebut masa, maka masa tersebut akan memancarkan energinya sendiri.
- Micro weather station terdapat UV indeks, jika uv indeks terlalu tinggi maka akan mempengaruhi kulit, dapat menyebabkan kanker kulit. Cahaya matahari yang bisa kita dapatkan yaitu dari pukul 07.30 dan maksimal pada pukul 09.00. ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh sinar matahari.
- UV indeks di Bandung tertinggi bisa mencapai UV indeks 6.
- Climate change terjadi karena kota banyak menerima radiasi dan tidak memancarkannya ke udara, maka inilah yang disebut dengan urban heat island.
- Di Indonesia yang baru digerakkan yaitu hanya konsep green building saja, namun belum ada aturan-aturan yang memiliki pengaruh terhadap kota.
- Yang mempengaruhi cancer pada tubuh manusia yaitu radiasi.
- Selain UV ini berpengaruh pada kesehatan manusia, sekarang UV ini dibutuhkan oleh manusia yaitu untuk membunuh virus covid-19.
- Sekarang semua orang memanfaatkan balkon untuk sunbathing.
- Produktivitas thermal comfort manusia itu bisa dilihat dari fisiologis dan psikologis.
Kemudian setelah pembicara ke-3 selesai dengan materinya, moderator pun mempersilahkan pemateri ke-4 untuk menyampaikan materinya. Pembicara ke-4 kali ini adalah dari anggota Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan juga yaitu Dr. Ir. Lily Tambunan, MT.. Beliau membawakan materi tentang “Bahaya Kebakaran Bangunan Gedung di Masa Pandemi Covid-19”.
Poin-poin yang disampaikan pada materi ini adalah:
- Pandemi covid-19 termasuk kategori bencana non-alam. Covid 19 merupakan bencana multi hazard. Kesiapan bangunan gedung di indonesia belum dapat mengatasi mitigasi bencana multi hazard.
- Dari sisi kebakaran, kontak erat manusia sangat sulit dihindari sehingga memunculkan kontak langsung.
- Manajemen keselamatan kebakaran dan covid-19 yaitu:
– Mencegah penyebaran asap dan api/ panas di dalam bangunan
– Evakuasi cepat dan aman
– Mencegah penyebaran virus melalui: kontak erat, percikan/ droplets, menyentuh permukaan benda terkontaminasi
– Menghindari polutan dalam udara - Api sebenarnya tidak berbahaya tetapi berguna. Api akan berubah menjadi sesautu yang berbahaya jika terjadi kebakaran.
- Faktor perkembangan api di dalam bangunan dipengaruhi oleh bahan bakar (jumlah, jenis) dan ventilasi (luas, posisi).
- Produk kebakaran ada dua yaitu: asap dan panas
- Pada saat evakuasi orang-orang cenderung melakukan penundaan. Ini yang dapat menybabkan resiko. Selain itu juga kepanikan bisa menyebabkan resiko.
- Perilaku evakuasi yaitu clogging, herding, dan freezing.
- Ada pertentangan antara perilaku evakuasi kebakaran dengan protokol covid-19.
- Rekomendasi strategi perlindungan: Untuk mencegah kerumunan dan berdesakan:
– Jaga jarak 1-2m antar individu dengan petugas memandu evakuasi (fire safety management)
– Kompartemen dengan kapasistas cukup, dinding kedap asap, pintu tahan api, self-closing door
– Latihan evakuasi berkala dengan protokol AKB.
Setelah pemateri ke-4 selesai menyampaikan materinya dan sesi tanya jawab pun sudah selesai, moderator pun menyampaikan beberapa simpulan dari materi-materi yang disampaikan pada seminar online ke-7, yaitu:
- Hikmah disrupsi, memunculkan inovasi teknologi dalam menghadapi era normal baru atau AKB.
- Salah satu strategi dalam AKB adalah pemanfaatan teknologi dan sain dalam menghadapi dalam kerangka berkelanjutan.
- Inovasi teknologi dalam skala nano dan beriorientasi pada pemahaman terhadap kondisi lingkungan yang mendalam, IAQ, UV, baik bangunan dan lingkungan.
- Strategi pengembangan keandalan bangunan sangat dibutuhkan, seperti pengembangan teknologi material konstruksi dalam rangka mitigasi, seperti teknologi infiltrasi adalah salah satu contoh riset material yang perlu dikembangkan.
- Diperlukan regulasi yang dapat mendukung proses AKB pada gedung dan lingkungan (kawasan dan perkotaan), termasuk SOP penerapan regulasi tersebut.
Dengan dibacakannya simpulan, maka acara seminar online SAPPK seri ke-7 pun telah selesai.