Enter your keyword

Disertasi Adib Abadi

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

FENOMENA RUMAH KOSONG PADA PERUMAHAN MENENGAH KE BAWAH DI KOTA BEKASI

A.Adib Abadi – NIM :  35204001
Program Studi Doktoral Arsitektur

Secara garis besar kondisi rumah kosong dibedakan dalam dua kategori : kosong sementara (vacant, transaksional) dan puso (abandoned, problematik). Dalam hal rumah puso, beberapa studi telah dilakukan untuk memahami keberadaannya dan kecenderungan studi saat ini mengarahkan persoalan rumah puso sebagai keputusan pribadi pemilik rumah untuk mencapai tingkat konsumsi perumahannya.

Di Indonesia, rumah kosong yang banyak dijumpai di pinggiran kota besar umumnya masuk kategori rumah puso. Rumah-rumah puso tersebut merupakan milik keluarga menengah ke bawah yang dibeli dari pengembang dalam rangka program pemilikan rumah. Penelitian ini menjadi penting karena keberadaan rumah puso mempunyai kaitan dengan berbagai masalah seperti sistem penyediaan perumahan, keluarga menengah ke bawah, dan kedudukan kota Bekasi sebagai penyangga kota Jakarta. Penelitian ini diperlukan karena sejauh ini belum ada informasi yang cukup memadai untuk menjelaskan dan mengungkapkan keterkaitan antara faktor-faktor dalam keputusan mempusokan rumah-rumah tersebut.

Penelitian disertasi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan keberadaan rumah puso milik keluarga menengah ke bawah di kota Bekasi, yakni bagaimana karakteristik rumah puso tersebut, bagaimana faktor sosial-ekonomi keluarga menengah ke bawah dan faktor fisik rumah milik mempengaruhi keputusan mempusokan rumah; dan bagaimana trade-off yang dilakukan pemilik rumah menengah ke bawah untuk mengatasi risiko penghunian rumahnya. Semua pertanyaan tersebut diarahkan untuk mengidentifikasi faktor penting yang melandasi keputusan keluarga menengah ke bawah mempusokan rumah miliknya. Kota Bekasi dengan atribut sebagai satelit kota Jakarta dipilih sebagai area penelitian karena memiliki rata-rata tingkat kekosongan rumah yang relatif tinggi di antara kota-kota di Indonesia.

Penelitian ini mempunyai 8 lokasi sampel perumahan. Pengumpulan data karakteristik rumah kosong dan pemiliknya dilakukan melalui survei lapangan, pengukuran waktu tempuh maupun pengisian kusioner. Analisis utamanya dilakukan dengan metode kuantitatif sebagai jawaban atas kebutuhan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan korelasinya terkait keputusan mempusokan rumah.

Penelitian ini menemukan bahwa karakteristik rumah puso pada perumahan menengah ke bawah di kota Bekasi bersifat heterogen karena keberadaannya tidak hanya akibat spekulasi pembelian rumah, tetapi juga karena proses trade-off dua arah, horizontal dan vertikal. Spekulasi pembelian didorong oleh motif investasi perumahan untuk masa pensiun, sedangkan trade-off terjadi akibat rendahnya kualitas rumah milik dan sulifiya akses dari dan ke tempat kerja. Alasan pertama muncul akibat atribut rumah yang tidak mencapai tingkat konsumsi perumahan keluarga dan karenanya membutuhkan kapling yang lebih luas untuk pengembangan rumah. Alasan kedua berkaitan dengan rendahnya kualitas lingkungan dan sulitnya akses pada sarana transportasi yang mengakibatkan rumah milik menjadi kurang layak huni baik secara sosial maupun ekonomi.

Makna dari temuan itu adalah bahwa kelayakan sosial (kualitas lingkungan, aksesibilitas) merupakan persyaratan dasar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan kelayakan fisik (atribut rumah) dapat ditempatkan pada prioritas berikutnya. Penelitian juga mengajukan alternatif cara untuk menurunkan potensi munculnya rumah puso pada perumahan menengah ke bawah, baik melalui pengendalian prosedur pembangunan perumahan maupun re­orientasi program pemilikan rumah. Namun keterbatasan jumlah dan sebaran data penelitian ini perlu dilihat sebagai kondisi kesimpulan penelitian ini.

Kata-kata kunci : rumah kosong, rumah puso, tingkat konsumsi perumahan, trade­off perumahan, keluarga menengah ke bawah

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik