Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Kementerian PPN/Bappenas menggelar pertukaran ide/ idea exchange terkait perencanaan dan pengembangan Ibu Kota Baru/Ibu Kota Negara (IKN). Idea Exchange ini berfokus pada tiga topik yaitu, 1) Perencanaan Ketahanan Iklim Perkotaan, 2) Perencanaan Pengelolaan Lahan Perkotaan dan Perumahan, dan 3) Mewujudkan potensi strategi “smart city” untuk meningkatkan kehidupan seluruh penduduk. Ketiga fokus topik ini dibahas dalam rangkaian acara “Focus Group Discussion: Global Perspectives and Key Issues on National Capital City Relocation and Resilience” pada Selasa (28/9).
Acara tersebut turut dibuka dan dihadiri oleh Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D serta dilanjutkan dengan Keynote Speech oleh Menteri Bappenas, Dr. (H.C.) H. Suharso Monoarfa. Dalam pembangunan IKN, Menteri Suharso memaparkan konsep perencanaan IKN akan menggunakan 8 prinsip untuk mewujudkan “World Class City for All” prinsip tersebut diantaranya adalah 1) Designing with Nature, 2) Unity of Diversity, 3) Connected, Active and Accessible, 4)Net Zero Emission, 5) Circular & Resilient, 6) Safe and Affordable, 7) Convenience and efficiency through technology, 8) Robust Economic Opportunity for All. Menteri Suharso juga menyoroti tantangan dan tren yang dihadapi dalam pembangunan IKN, terutama pasca pandemi COVID-19. Selain memaparkan keynote speech, Menteri Suharso juga membuka diskusi dengan para expert terkait dengan pengembangan ibukota baru yang berketahanan pasca pandemi. Dengan menariknya diskusi tersebut, Menteri Suharso sangat menantikan hasil dari idea exchange ini untuk menjadi masukan bagi pengembangan IKN kedepannya.
Sesi selanjutnya adalah pemaparan materi oleh Prof. Lawrence Vale B.A. S.M.Arch.S. Ph.D (Associate Dean School of Architecture and Planning MIT) dengan topik perkotaan yang berketahanan terhadap iklim. “Telah banyak negara-negara yang telah mendesain ibu kota baru, namun desain kota berketahanan iklim yang adil belum menjadi bagian dari agenda tersebut hingga sekarang”, ujar Prof. Lawrence. Untuk mewujudkan kota yang berketahanan iklim yang adil, Prof Lawrence menyampaikan terdapat 4 prinsip, yaitu 1.) Mendukung struktur dan mata pencaharian masyarakat, 2.) Mengurangi kerentanan penduduk terhadap risiko dan tekanan lingkungan, 3.) Memberdayakan masyarakat melalui peningkatan kapasitas untuk berbagi dalam pemerintahan mereka sendiri, 4.) Meningkatkan keamanan masyarakat dalam menghadapi kekerasan atau ancaman pemindahan.
Presentasi lain juga disampaikan oleh Prof Ir. Tommy Firman, M.Sc., Ph.D dan Ibnu Syabri B.Sc, M.Sc, Ph.D dari ITB yang memberikan pandangan terkait dengan struktur perkotaan dan transportasi pada IKN. “Urban Triangle (IKN, Balikpapan dan Samarinda) diekspektasikan akan menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan, untuk itu tantangan kedepan yang harus dihadapi adalah bagaimana memanajemen sosio-ekonomi dan perubahan fisik lingkungan serta membuatnya menjadi berkelanjutan, terutama dalam penyediaan air bersih dan manajemen lahan gambut”, ujar Prof. Tommy. Dari aspek transportasi, Bapak Ibnu Syabri, Ph.D menambahkan bahwa, tantangan timbul dari perubahan sosio-demografik, penggunaan dan fungsi ruang, karakteristik jaringan jalan hingga strategi perubahan pilihan moda transportasi dari kendaraan bermotor ke non kendaraan bermotor. “Dari sudut pandang “smart city”, diperlukan pengembangan sistem transportasi cerdas, serta autonomous technology untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan lalu lintas melalui manajemen sistem otomatis dan hasil pembangunan berkelanjutan”, tambah Bapak Ibnu Syabri, Ph.D.
Dalam Acara FGD ini juga terdapat sesi diskusi yang dimoderatori oleh Ir. Teti Armiati Argo, M.E.S, Ph.D dari ITB dengan pembahas Ir. Chairil Abdini, M.Sc., Ph.D. dan Ir. Kemal Taruc, MBA, M.Sc. dari Bappenas. Diskusi tersebut merespon materi-materi yang telah dibahas oleh 4 pembicara sebelumnya dan implikasinya terhadap pengambangan IKN. Sesi tersebut dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta FGD lainnya yang berasal dari ITB, MIT dan Bappenas, kemudian Acara FGD ini ditutup dengan penarikan kesimpulan oleh moderator.
Berikut dokumentasinya: