Jakarta dikenal sebagai salah satu kota paling rentan di dunia terhadap banjir. Ancaman ini dipicu oleh kombinasi faktor lingkungan, seperti penurunan muka tanah, urbanisasi, kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola curah hujan, serta faktor sosial seperti tata kelola, akses sumber daya, dan budaya lokal. Namun, kerentanan tersebut juga membuka peluang bagi Jakarta untuk menjadi laboratorium kota global dalam menghadapi tantangan iklim dan perkotaan.
Menjawab tantangan ini, King’s College London (KCL), Resilience Development Initiative (RDI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisiatif melakukan riset yang didukung oleh The British Academy, terkait decision support system berbasis komunitas dan seni visual untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, serta ketahanan masyarakat Penjaringan, Jakarta Utara terhadap risiko banjir. Proyek riset ini dipimpin oleh Dr. Zahratu Shabrina sebagai Principal Investigator dari KCL, Dr. Emma Colven sebagai Principal Investigator dari KCL, dan Dr. Ramanditya Wimbardana sebagai Co-Principal Investigator dari RDI.
Untuk memperluas dampak dari hasil penelitian tersebut, KCL, RDI, dan ITB berkolaborasi dengan Bappeda Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan hackathon bertajuk Hack4Resilient Jakarta: Reimagining Urban Futures. Kegiatan ini berlangsung pada 19–21 Agustus 2025 dan berhasil menarik perhatian luas dengan total 141 proposal yang masuk, dari peneliti, akademisi, mahasiswa, hingga praktisi. Dari jumlah tersebut, hanya 14 tim yang terpilih untuk melanjutkan ke tahap mentoring intensif.
Kegiatan Hack4Resilient diawali dengan onboarding pada 11 Agustus, dilanjutkan mentoring daring 12–15 Agustus, dan mentoring luring pada 19–20 Agustus di ITB Jakarta. Sesi mentoring ini menjadi kesempatan berharga bagi tim untuk memperdalam ide dengan bimbingan para ahli bidang spasial, sosial, dan perencanaan wilayah dari berbagai institusi seperti RDI, KCL, Sobat Air, Urun Daya Kota, dan Bappeda Provinsi Jakarta sebelum akhirnya mempresentasikan hasil kerja mereka di showcase day.
Acara puncak pada 21 Agustus 2025 digelar di Balai Kota Jakarta dengan agenda showcase, sesi panelis, dan pengumuman pemenang. Acara dibuka oleh Prof. Tatacipta Dirgantara (Rektor ITB) yang menyampaikan Jakarta sebagai “megacity” dengan tantangan kompleks membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Acara dilanjut dengan diskusi panel menghadirkan Dr. Saut Sagala (Kepala Program Studi Magister dan Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota dan Transportasi ITB dan Senior Research Fellow RDI), Deftrianov (Wakil Kepala Bappeda DKI Jakarta), Dr. Adiwan Fahlan Aritenang (Wakil Dekan Bidang Akademik SAPPK ITB), Erbi Setiawan (Dewan Pakar Karsa City Lab) dan dimoderatori oleh Andhika Adjie (Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah (PRID)) yang membahas kerentanan Jakarta, strategi adaptasi, serta refleksi menuju transformasi kota yang tangguh dan adaptif.
Pada sesi akhir, penghargaan diberikan kepada tim-tim terbaik. Juara pertama diraih tim RiverSense dengan inovasi sistem peringatan dini banjir berbasis limbah elektronik, disusul tim Barunah dengan dasbor interaktif pemetaan risiko, dan tim GangUp dengan toolkit desain untuk gang kampung tahan banjir. Hack4Resilient juga menyediakan penghargaan People’s Choice yang jatuh kepada tim The Yellow Sheet melalui gagasan paving berpori untuk mengurangi limpasan air.
Sebagai bagian dari rangkaian Jakarta Innovation Days 2025, acara ini tidak hanya menghadirkan ide-ide segar berbasis riset dan inovasi, tetapi juga mempertegas komitmen kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dan komunitas dalam mencari solusi untuk menjadikan Jakarta lebih tangguh menghadapi banjir.
Ditulis oleh:
Fahmi Akbar Izzudin
Tim Hack4resilient:
- Dr. Zaratuh Shabrina – Principal Investigator
- Dr. Emma Colven – Principal Investigator
- Dr. Ramanditya Wimbardana – Co-Principal Investigator
- Muhammad Asa – Research Assistant
- Dekka Dhirgantara Putra – Research Assistant
- Ulima Nabila Adinta – Research Assistant
- Arief Budi Darmawan – Research Assistant
- William Harahap – Research Assistant
Dokumentasi:





