Enter your keyword

WEBINAR SAPPK 2025 – SERIES #3: “LEARNING FROM THE KAMPUNG: STORIES OF URBAN INFORMALITY AND RESILIENCE”

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Siapa sangka, kampung yang identik dengan kesederhanaan dan keterbatasan ternyata menyimpan pelajaran berharga tentang ketahanan kota, kerja sama sosial, dan adaptasi lingkungan. Pembelajaran tersebut merupakan hasil dari diskusi dalam Webinar SAPPK 2025 Seri-3 yang mengajak kita memahami kampung sebagai laboratorium kehidupan urban informal yang sarat akan potensi.

Pada Webinar SAPPK 2025 seri ke-3 yang diselenggarakan pada 22 Mei 2025, mengundang tiga pemateri inspiratif, diantaranya Prof. Paramita Atmodiwirjo, Ph.D selaku dosen di Universitas Indonesia, Jim Njoo, Ph.D selaku professional dan dosen dari ENSAPLV Prancis, dan Widiyani, Ph.D selaku dosen Arsitektur di Institut Teknologi Bandung. Ketiga pemateri membagikan pandangannya tentang bagaimana seorang arsitek melihat fenomena urban informality dan membuka sudut pandang arsitektural dan kreativitas dalam melihat kampung sebagai ruang keseharian dengan dinamika kompleks.

Prof. Paramita Atmodiwirjo memberikan paparan dengan judul “When the Whole Neighborhood Becomes a Home”. Prof. Paramita menyoroti bagaimana kampung tidak sekadar tempat tinggal, melainkan komunitas yang membentang tanpa batas fisik. Di dalam kampung, seluruh lingkungan menjadi rumah—ruang berbagi, nyaman, dan penuh kehangatan. Pesan ini mengajak kita merefleksi kembali nilai solidaritas di tengah urbanisasi cepat.

Sementara pemateri kedua, Jim Njoo, Ph.D, memberikan paparan dengan sudut pandang yang berbeda dari Prof. Paramita. Jim Njoo menawarkan perspektif lain tentang bagaimana arsitek tidak hanya merancang bentuk, tetapi juga menyusun cerita. Ia berangkat dari esai Walter Benjamin “The Storyteller” (1936), yang menekankan bahwa cerita bukan sekadar informasi sesaat, melainkan akumulasi pengalaman hidup kolektif. Menurut Jim, arsitektur yang baik bukan hanya soal problem solving, tetapi juga problem understanding, yaitu kemampuan memahami situasi melalui dialog, empati, dan narasi. Di sinilah muncul gagasan tentang living heritage sebagai warisan yang hidup, bukan hanya monumen mati. Lewat gambar, sketsa, rekonstruksi visual, Jim menunjukkan bagaimana narasi mikro membantu memahami identitas ruang dan hubungan antarmanusia di kampung.

Pemateri ketiga, Widiyani, Ph.D menyampaikan pengalaman penelitiannya di Kampung Pelangi di Bandung. Widiyani menempatkan identitas tempat (place identity) sebagai sesuatu yang relasional, dinamis, dan dinegosiasikan—bukan sekadar gaya fasad atau label heritage. Identitas lahir dari cerita, praktik keseharian, dan relasi antarwarga dengan ruang; karenanya ia diciptakan bersama (co-created) melalui proses kolaboratif yang menautkan warga, ruang, objek, peristiwa, serta konteks sosial-budaya. Pemaparan Widiyani menjembatani paparan dari Prof. Paramita dan Jim Njoo. Dengan pandangan Prof. Paramita, co-creation memanfaatkan porosity (batas cair), appropriation (pemaknaan ulang ruang), dan trajectory (jejak pengalaman) untuk menumbuhkan “interior kolektif” skala kampung. Sementara dengan pandangan Jim Njoo, hasil co-creation didokumentasikan sebagai narasi, seperti peta cerita, komik bencana, arsip foto before-after, untuk membentuk living heritage yang terus diperbarui warga.

Bila ditarik benang merah dari ketiga pemateri, kampung bukan sekadar permukiman padat, melainkan ruang hidup kolektif yang identitasnya terbentuk melalui praktik keseharian, narasi, dan proses co-creation warga. Dengan melihat kampung sebagai rumah besar sekaligus arsip cerita, kita belajar tentang ketangguhan, inklusivitas, dan cara membangun kota yang lebih manusiawi.

Kegiatan Webinar ini mengundang KK Perancangan Arsitektur (PA) sebagai pelaksana dan kegiatan dilaksanakan secara hybrid, yakni di Ruang Seminar lantai 2 Gedung Labtek IX-A ITB dan Zoom meeting. Kegiatan dibuka oleh Rr. Diah Asih Purwaningrum,  S.T., M.T., Ph.D. selaku moderator acara, dihadiri Aswin Indraprastha, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D. selaku Plt. Dekan SAPPK ITB dan beberapa dosen serta mahasiswa SAPPK. Sebagian besar peserta webinar dihadiri oleh mahasiswa yang berasal dari luar ITB. Hal tersebut masih menunjukkan antusiasme publik yang tinggi terhadap topik webinar SAPPK.

Dokumentasi:

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik