Enter your keyword

Webinar SAPPK 2022 #6 Sustainable Development in Built Environment: Tantangan Kota Sehat di Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Pada hari Kamis, 29 September 2022, pukul 09.00-12.00 telah diselenggarakan Webinar SAPPK #6 Sustainable Development in Built Environment dengan tema khusus dari Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota (PPK) yakni ‘Tantangan Kota Sehat di Indonesia’. Webinar tersebut terdiri dari serangkaian materi paparan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanggapan dari para penanggap lalu sesi tanya jawab dengan peserta Webinar. Seperti seri webinar sebelumnya, webinar kali ini juga dilakukan dalam format hybrid dengan bertempat di Lab. Studio Labtek IXA SAPPK ITB. Webinar diikuti oleh kurang lebih 45 peserta, antara lain peserta dari pihak internal dosen SAPPK ITB, mahasiswa S1-S3 dari dalam dan luar ITB, serta stakeholders luar seperti perwakilan pemerintah seperti Kementerian Perhubungan, Dinas PUPR Kabutan Natuna, Kota Cilegon, Bali, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan hingga perwakilan swasta seperti PT Bayan Resources Tbk., dan masih banyak lagi.

Webinar dibuka dengan sambutan sekaligus pengenalan KK PPK oleh Bapak Prof. Ir. Haryo Winarso, M.Eng., Ph.D., dan dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan SAPPK ITB yang diwakilkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Aswin Indraprastha, S.T., M.T., Ph.D. Adapun paparan dan diskusi kemudian dibuka oleh moderator, yakni Bapak Bagas Dwipantara Putra, ST., MT., Ph.D. Terdapat 3 narasumber yang berpartisipasi pada webinar ini. Paparan pertama berjudul ‘Posyandu Prima dalam Intergrasi Layanan Kesehatan Primer’ yang disampaikan oleh Bapak Okta Iskandaria, SE., MPH. dari Kementerian Kesehatan RI). Penjelasan beliau diantaranya adalah mengenai transformasi layanan primer, kebijakan layanan primer terintergrasi, posyand prima, perkembangan pelaksanaan kebijakan posyandu prima, serta rencana tindak lanjut. Sejak April 2022, Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan dimana terdapat 6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia yang sesuai dengan RPJMN 2020-2024. Terakhir, beliau menjelaskan milestones yang ingin dicapai dari pilot diantaranya pencapaian indikator kesehatan masyarakat dan pemantauan yang lebih baik, penetapan kelembagaan posyandu prima, serta rekomendasi standarasisasi penyelenggaraan posyandu dan penguatan kader kesehatan.

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT. dari KK PPK ITB dengan judul ‘Tantangan Kota Sehat: Intergrasi Aspek Kesehatan ke dalam Perencanaan Tata Ruang Kota’. Pada paparan tersebut, pertama-tama beliau menjelaskan mengenai tantangan kota sehat yang dimulai dengan kecenderungan urbanisasi yang memiliki manfaat dan mudharat lingkungan urbanisasi. Kedua, integrasi kesehatan dalam penataan ruang dimana SDGs yang sebetulnya sudah menampung ‘kota sehat’ ini. Ketiga, setelah pandemi ini, timbul kota-kota yang adaptif terhadap bencana ataupun distrupsi. Terakhir, beliau menjelaskan terkait kesehatan sebagai input dan output dalam pembentukan urban form.

Materi terakhir adalah ‘The Health Belief Model – Understanding Indonesia Urban Youth Travel Behavior During the COVID-19 Pandemic’ oleh Ibu Naya Cinantya Drestalita, ST., M.Arts dari KK PPK ITB. Dalam penjelasannya, beliau menjelaskan mengenai perilaku perjalanan masyarakat muda selama masa pandemi COVID-19 menggunakan kerangka teori the Health Belief Model. Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini adalah COVID-19 yang berdampak baik secara ekonomi maupun sosial, penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa uban density dan compactness itu tidak secara langsung berkaitan dengan penyebaran virus. Ternyata, konektivitas itu lebih kuat pengaruhnya terhadap penyebaran COVID-19 terutama di perkotaan/area metropolitan yang mobilitasnya tinggi sehingga risiko penularannya tinggi. Berdasarkan hasil analisis Bu Naya dan tim, beberapa diantaranya menunjukkan bahwa persepsi terhadap COVID-19 itu tidak memengaruhi keputusan responden untuk Work From Home (WFH), tidak memengaruhi keputusan untuk menggunakan transportasi publik/privat tetapi memengaruhi keputusan untuk mengurangi traveling frequency. Kemudian, hasil analisis lainnya menunjukkan persepsi terhadap COVID-19 tidak memengaruhi keputusan untuk travel atau tidak dan tidak memengaruhi penggunaan kendaraan pribadi tetapi memengaruhi keputusan untuk mengurangi traveling frequency.

Webinar dilanjutkan dengan sesi dari penanggap yaitu Ibu dr. Nur Melani Sari, Sp.A. (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran) dan Ibu Lanthika Atianta, ST., M.Sc. (KK-PPK) lalu dilanjutkan lagi dengan sesi tanya jawab.

Webinar selanjutnya akan diisi oleh Kelompok Keahlian Sejarah, Teori, dan Kritik Arsitektur (STKA) yang dilaksanakan pada tanggal 3 November 2022. Sampai berjumpa!

Berikut Dokumentasinya :

Live Youtube :

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik