Agenda kegiatan tahunan ITB yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan adalah “Safari Ramadhan”, sebagai ajang pertemuanĀ rektor dan wakil rektor dengan dosen-dosen di fakultas/sekolah dalam suasana keakraban untuk membahas capaian yang telah dihasilkan ITB. Acara ini dibagi dalam beberapa hari dengan peserta dari fakultas yang berbeda, hingga pada akhirnya semua fakultas mendapat kesempatan untuk menunjukkan capaiannya dalam acara tersebut.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Safari Ramadhan tahun ini digelar 3 kali dengan mengundang 4 fakultas/sekolah, untuk makin mempererat keakraban antartenaga akademik di fakultas sekolah yang ada di ITB. Acara Safari Ramadhan 1438 H – ITB yang dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Juni 2017 mulai pukul 16:30 WIB di Aula Barat ITB, yang diundang adalah Keluarga Besar FTSL, FSRD, SAPPK, & SITH.
Peningkatan secara Berkesinambungan
Dalam setahun kebelakang telah banyak capaian yang diraih oleh ITB. Untuk area kampus, misalnya, sejak ITB membuka kampus di daerah Jatinangor pada 2010, mulai tahun 2017 ini ITB juga telah mulai membuka kampus baru di daerah Cirebon dengan letak yang sangat strategis. Selain itu, ITB juga akan mendirikan kampus di daerah Ciwalini yang akan menjadi kampus ITB dengan area terluas yaitu lebih dari 300 HA. Ini merupakan penambahan yang signifikan untuk ITB yang memiliki area sekitar 28 Hektare di Bandung, 47 Hektare di Jatinangor dan 30 Hektare di Cirebon. Kampus ITB yang semakin luas tentu akan makin mampu mewadahi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Ini tentunya juga akan mampu membantu daerah sekitar untuk bisa semakin merasakan manfaat yang dihadirkan ITB bagi masyarakat.
Dari segi fasilitas penunjang, ITB juga sudah mulai melakukan pembangunan asrama dan apartemen untuk memfasilitasi sivitas akademika ITB kampus Jatinangor. Untuk dosen muda yang mengajar di ITB Jatinangor, ITB akan menyiapkan apartemen khusus yang sudah ground breaking pada awal tahun 2017. Apartemen tersebut akan terdiri dari 70 kamar bertipe 45 dengan fasilitas yang memadai. Apartemen ini akan membantu mengurangi waktu tempuh dosen ITB Jatinangor yang berdomisili di Kota Bandung dan sekitarnya sehingga proses belajar-mengajar akan menjadi lebih efektif dan efisien.
ITB juga kini telah memiliki PT Rekacipta Inovasi ITB yang siap mewadahi start-up untuk terjun ke industri. Start-up yang berkembang bersama ITB juga semakin banyak dengan setidaknya terdapat 70 start-up yang menjadi tenant LPiK ITB. Ini merupakan bentuk komitmen ITB dalam menggapai visi Entrepreneurial University.
Pencapaian mengembirakan juga datang dari pemeringkatan ITB oleh lembaga QS World University Ranking. Untuk tahun 2018, ITB mengalami kenaikan peringkat dari posisi 401-410 ke posisi 331 dunia atau naik sekitar 70 peringkat. QS World University Ranking sendiri mendasarkan pemeringkatannya pada 6 aspek, yaitu aspek reputasi akademik, employer reputation, citation per faculty, student to faculty ratio, international faculty ratio serta international students ratio.
Peningkatan di berbagai bidang ini tentunya merupakan hasil kerja keras dari para sivitas akademika serta buah dari beragam kolaborasi yang dilakukan oleh ITB selama satu tahun terakhir. Pada waktu-waktu berikutnya tentunya ITB akan semakin terpacu untuk menjadi semakin maju dalam berbagai bidang.
sumber : Berita Ramadhan