Tujuh mahasiswa dari Program Studi Rancang Kota dan Perencanaan Kepariwisataan, SAPPK ITB, yaitu Atika Izzatul M, Alfi Amalia Ahmad, Al Lailatul Qodriyah, Al Hidayat, Moh Fiqri Haikal, Bardah Afwillah, dan Nadia Ayu S, yang tergabung dalam tim Aqua Laguna, berhasil meraih Juara 2 pada ajang internasional C40 Student Reinventing Cities Competition Jakarta 2025. Tim ini dibimbing oleh Dr.Eng. M. Donny Koerniawan.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh C40Cities bersama Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta ini berlangsung dari Maret hingga Mei 2025, dengan diikuti 31 tim dari 19 universitas dalam dan luar negeri. Salah satu fokus lokasi perancangan adalah gugusan pulau historis di Kepulauan Seribu: Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Kelor, dan Pulau Bidadari, yang memiliki nilai sejarah maritim sekaligus menghadapi tantangan degradasi lingkungan.
Konsep Aqua Laguna
Melalui karya berjudul “Urban Heritage Reviving”, tim Aqua Laguna menekankan pentingnya membangun kembali kawasan pulau dengan pendekatan regenerative tourism—yaitu pariwisata yang tidak sekadar berorientasi pada kunjungan, tetapi juga memulihkan ekosistem, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal. Dengan demikian, pariwisata diposisikan sebagai instrumen perawatan dan peremajaan pulau, bukan sekadar pemanfaatan ruang wisata.
Selain itu, konsep circular economy diintegrasikan untuk memastikan bahwa alur sumber daya—mulai dari energi, material bangunan, hingga pengelolaan limbah—dapat digunakan kembali, didaur ulang, dan memberi nilai tambah berkelanjutan. Prinsip ini mendorong terciptanya destinasi yang mandiri energi, minim limbah, dan berbasis ekonomi lokal, sehingga manfaatnya tidak hanya bersifat jangka pendek, melainkan terus berputar dalam siklus keberlanjutan.
Dampak dan Harapan
Melalui rancangan ini, Pulau Onrust dan pulau-pulau sekitarnya tidak hanya dilihat sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai laboratorium hidup untuk praktik regeneratif dan ekonomi sirkular. Dengan menggabungkan konservasi, edukasi, dan rekreasi, kawasan ini diharapkan menjadi ikon pariwisata berkelanjutan Jakarta sekaligus model inovatif bagi pengembangan destinasi serupa di masa depan.
Prestasi ini menegaskan kapasitas mahasiswa ITB untuk menghadirkan gagasan yang visioner dalam menjawab tantangan regenerasi perkotaan global.
Dokumentasi:




