Pada hari Selasa hingga Jum’at (8-11 Oktober 2024), Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) SAPPK ITB telah melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Evaluasi Perencanaan Pembangunan bagi aparat pemerintah daerah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Kutai Barat di Ruang Laboratorium Komputasi dan Analisis Spatial (LabSCAN), lantai 5, Gedung Soegijanto Sugijoko, Labtek IX-A, ITB, Kota Bandung. Kegiatan Bimtek yang merupakan hasil kerjasama Bappelitbangda Kabupaten Kutai Barat dengan Program Studi Magister PWK SAPPK ITB, termasuk pada bentuk pelatihan non-gelar yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pembekalan bagi peserta terkait dasar-dasar proses evaluasi perencanaan pembangunan berdasarkan kebijakan dan proses yang berlaku. Nurrohman Wijaya, Ph.D., selaku ketua tim pengembangan kerjasama pendidikan non-gelar PWK ITB membantu pelaksanaan Bimtek tersebut bersama Dosen SAPPK lainnya selaku narasumber, yaitu Dr. Suhirman, Dr. Eng. Puspita Dirgahayani, Adenantera Dwicaksono, Ph.D., dan Prof. Miming Miharja yang dibantu oleh para asisten, yaitu Diaz Ekaputa, M.PWK, Fardiah Qonita Ummi Naila, M.PWK., dan Farras Rayhan, M.PWK., serta dibantu oleh tenaga pendukung, yaitu Jeane Rantung, S.E. dan Dra. Elyaningsih.
Beberapa materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut di antaranya terkait konsep dasar dan proses perencanaan pembangunan, regulasi dan lingkup dokumen perencanaan pembangunan, teknik perumusan perencanaan pembangunan daerah, metodologi perencanaan pembangunan daerah, serta sistem evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh para narasumber berupa ceramah, tanya jawab/diskusi, mini-studio berupa tugas kelompok dan presentasi kelompok terkait studi kasus yang ada. Selain itu, para peserta sebanyak 39 orang berkesempatan melakukan ekskursi berupa kunjungan institusi ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Bandung dan observasi lapangan ke objek wisata alam Situ Patenggang dan Kawah Putih, Ciwidey. Lokasi Kabupaten Bandung dipilih karena memiliki kemiripan karakteristik topografi dan sumber daya alam dengan Kabupaten Kutai Barat. Para peserta mendapatkan informasi terkait proses penyusunan dokumen perencanaan spasial dan potensi pengembangan ekonomi daerah melalui kegiatan wisata alam.
Para peserta sangat antusias menyimak materi yang diberikan oleh narasumber dan aktif berdiskusi. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah mengenai proses evaluasi perencanaan pembangunan daerah sesuai kaidah dan prosedur yang berlaku, khususnya di Kabupaten Kutai Barat. Selain itu, bagi prodi PWK, hasil diskusi dari para peserta dapat digunakan sebagai informasi tambahan dan pengayaan studi kasus pada mata kuliah terkait.