Pada Kamis, 16 Desember 2021 pukul 09.00-11.00 WIB telah diselenggarakan Webinar SAPPK#8 Sustainable Development in Built Environment dengan tema khusus dari Kelompok Keahlian Sejarah, Teori, dan Kritik Arsitektur (STKA) yakni ‘Relasi Gender dalam Lingkungan Binaan Tradisional’. Webinar tersebut terdiri dari serangkaian materi paparan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Webinar diikuti oleh peserta dari pihak internal dosen SAPPK ITB, mahasiswa, dan juga pihak luar, yakni dari stakeholder perwakilan dari pemerintah.
Sambutan webinar disampaikan oleh Ibu Dekan SAPPK, Ibu Dr. Sri Maryati. Selanjutnya pengenalan Kelompok Keahlian, oleh Ketua Kelompok Keahlian STKA, yakni Prof. Iwan Sudradjat, Ph.D. Beliau juga berperan sebagai moderator yang membuka sesi diskusi. Paparan pertama berjudul ‘Konstruksi Gender pada Arsitektur dan Permukiman Vernakular Masyarakat Berkerabatan Matrilineal dan Transformasinya’. Paparan tersebut merupakan hasil kajian multi years dari tahun 2017-2020. Penelitian ini dilakukan untuk menggali prinsip-prinsip esensial dari budaya berhuni masyarakat berkerabatan matrilineal di Indonesia, khususnya membahas arsitektur Minangkabau.
Materi kedua adalah paparan dari Ibu Tutin Aryanti, Ph.D. dengan judul ‘Di Balik Dinding Keputren: Arsitektur dan Ideologi Gender di Keraton Kasultanan Yogyakarta’. Beliau menjelaskan tentang hal yang ada di balik dinding Keputren dan menggalinya dengan kacamata kritis yakni bagaimana ruang yang terlihat seperti hal-hal yang wajar, biasa, dan normal, namun sebenarnya banyak hal yang bisa digali dan dipelajari. Pada kajian ini, Ibu Tutin Aryanti, Ph.D. banyak terinspirasi dari teori Foucault 1984:252, bahwa ruang sangat fundamental dalam praktik kekuasaan. Adapun sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab.
Secara keseluruhan dari materi yang disampaikan oleh pembicara dan sesi tanya jawab, dapat diketahui bahwa sisi arsitektur memiliki banyak hal untuk dikaji lebih lanjut. Lebih lanjut, dapat diketahui bahwa arsitektur dapat dipengaruhi dari relasi gender. Hal itu dapat kita lihat dari arsitektur kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti bangunan-bangunan di Keraton Jawa di Yogyakarta dan Surakarta. Relasi gender juga memiliki pengaruh terhadap arsitektur di budaya berhuni masyarakat Indonesia, contohnya di Minangkabau.
Documentation:
Live Youtube: