Enter your keyword

Webinar SAPPK #1 2022 : Model Pengembangan Ekonomi Digital Pasca Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Pada Kamis, 14 April 2022, pukul 09.00-11.00 telah diselenggarakan Webinar SAPPK #1 Sustainable Development in Built Environment dengan tema khusus dari Kelompok Keahlian Sistem dan Permodelan Ekonomi (SPE) yakni ‘Model Pengembangan Ekonomi Digital Pasca Pandemi Covid-19’. Webinar tersebut terdiri dari serangkaian materi paparan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Webinar diikuti oleh sekitar 42 peserta, antara lain peserta dari pihak internal dosen SAPPK ITB, mahasiswa, dan juga pihak luar, yakni dari stakeholder perwakilan dari pemerintah.

Sambutan webinar disampaikan oleh Ibu Dekan SAPPK, Ibu Dr. Sri Maryati. Adapun paparan dan diskusi kemudian dibuka oleh moderator, yakni Prof. Dr. Ir. Yogi Makbul, MS yang juga merupakan Ketua Kelompok Keahlian SPE. Terdapat 6 narasumber yang berpartisipasi pada webinar ini. Paparan pertama berjudul ‘Penerapan Sistem Informasi Pasar Berbasis Digital di Pasar Rakyat Sehat dan Low Touch Economy pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baruyang disampaikan oleh Bapak Penerapan Sistem Informasi Pasar Berbasis Digital di Pasar Rakyat. Penjelasan beliau menunjukkan bahwa platform digital tidak hanya berlaku sebagai perantara dalam kegiatan pasar konvensional, tetapi juga merupakan pelaku pasar yang mampu mengubah kegiatan ekonomi. Ditemukan pula pola perdagangan pada masa Covid-19 dan masa adaptasi kebiasaan baru, serta aplikasi teknologi informasi digital yang telah disesuaikan. Diharapkan sistem informasi pasar digital berbasis web ini dapat dijadikan model pasar digital untuk pasar Rakyat.

Materi kedua adalah ‘Menghidupkan Kembali Industri Pariwisata  Pasca Covid-19  Kerangka Kerja Pembuatan Aplikasi Virtual Guide Berbasis Ekonomi Digital’ oleh Bapak Dr. Munajat, SE., M.Si. Beliau menjelaskan bahwa menghidupkan kembali industri pariwisata pasca Covid-19: dalam kerangka kerja pembuatan aplikasi virtual guide berbasis ekonomi digital ini sangat tepat karena dilihat dari perkembangan industri pariwisata saat ini tren pariwisata juga mulai bergeser ke arah digital. Salah satu buktinya terlihat dari aktivitas wisatawan yang mulai merencanakan perjalanan, pre-on-post journey, hampir seluruhnya dilakukan secara digital. Menariknya lagi, ternyata perkembangan teknologi saat ini menjadikan industri pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor yang mengalami digitalisasi dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kata lain, penerapan strategi digital tourism adalah pilihan yang tepat untuk menggaet wisatawan mancanegara, dan membantu memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Materi ketiga adalah ‘Dampak e-Commerce terhadap Struktur Biaya dan Penerimaan Usaha Kerajinan Bordir di Tasikmalaya’ oleh Ibu Dr. Ir. Siti Herni Rochana, M.Si. Pada paparan tersebut, beliau menjelaskan tren proporsi perdagangan retail e-commerce terhadap total retail dunia yang mengalami pertumbuhan pesat, serta adanya lonjakan belanja online selama pandemi Covid-19. Usaha kerajinan bordir Tasikmalaya yang sebagian unit usahanya sudah memasarkan produknya melalui e-commerce, sejak pandemi Covid-19 pemasarannya sudah semakin meningkat. Dalam penjelasan mengenai kerangka teori, beliau menjelaskan penggunaan e-commerce yang memiliki beberapa variabel diantaranya struktur pasar, biaya, dan penerimaan untuk mencapai keuntungan pada pasar kompetisi monopolistik.

Materi keempat adalah ‘Customer Preferences to SME Digital Marketing Strategies’ oleh Bapak Prof. Dr. Eng. Pradono, SE., M.Ec.Dev. Pada paparan tersebut, beliau menjelaskan bahwa penerapan Strategi Digital Marketing merupakan cara yang efektif dari segi kemampuan memperluas jangkauan pemasaran, dan efisiensi biaya pemasaran. Ditunjukkan pula bahwa UKM dapat berlokasi dimanapun (tidak harus dekat dengan pasar/pusat kota) dan berpotensi dapat menjual barangnya dengan jumlah besar asalkan terhubung dengan platform belanja online dan produknya memiliki keunggulan komparatif. Namun keunggulan ini akan berbeda antara produk fashion dan produk kuliner dimana penjualan secara online lebih diminati customer untuk produk fashion (90,1%) dibandingkan produk kuliner (83,7%) dari 264 responden.

Materi kelima adalah ‘Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok dalam Upaya Percepatan Transformasi Digitalisasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK)’ oleh Bapak Ir. Edi Kusniadi, MP. Pada paparan tersebut, beliau menjelaskan bagaimana SDM, organisasi, produksi dan pasar sebagai kelembagaan kelompok usaha dapat ditingkatkan kapasitasnya sehingga dapat teridentifikasi kendala/masalah pengembangan digitalisasi UMK, meningkatkan literasi teknologi digitalisasi UMK, serta peningkatan fasilitas dan kapasitas kelompok usaha.

Materi terakhir disampaikan oleh Bapak Deni Nugraha, SE., M.Si. dengan judul Aplikasi Sistem Transportasi Digital dalam Distribusi Produk UMKM berbasis Perdesaan. Berdasarkan penjelasan hasil kajian beliau, dapat diketahui bahwa pemanfaatan platform transportasi digital secara online untuk distribusi produk UMKM di pedesaan, dapat mengurangi terjadinya kontak secara langsung antara produsen, pedagang dengan konsumen. Selain itu, desain platform digital dalam mengembangkan sistem digitalisasi transportasi distribusi UMKM di pedesaan (local) berbasis Web dan android sangat diperlukan. Platform transportasi digital untuk distribusi produk UMKM dipedesaan dapat mengatasi masalah dan kelemahan UMKM masa pandemi Covid-19, sehingga dapat mendukung keberlanjutan usaha dan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Berdasarkan keseluruhan paparan dan sesi tanya jawab, dapat diketahui bahwa sistem dan model pengembangan ekonomi digital memiliki peran yang penting khususnya pasca pandemi Covid-19 ini. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi hingga sampai pada tahap digitalisasi seperti sekarang ini telah mengubah pola kegiatan ekonomi masyarakat. Dampak baik yang berkelanjutan dalam penggunaan platform digital ini tidak bisa dibangun tanpa keikutsertaan kita sebagai pengguna, pemerintah sebagai regulator, bisnis platform sebagai penyedia jasa, serta yang paling penting adalah pelaku UMKM sebagai bagian dari pengembangan ekonomi Indonesia.

Documentation:

Live Youtube:

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik