Bandung, 28 November 2025 – Meningkatnya emisi, kemacetan, dan gangguan rantai pasok pangan akibat perubahan iklim menunjukkan urgensi transformasi sistem transportasi Indonesia. Di tengah tantangan tersebut, kebutuhan akan mobilitas yang aman, efisien, dan rendah karbon kian penting untuk dibahas. Menanggapi hal ini, Program Studi Magister dan Doktor Transportasi ITB menyelenggarakan seminar “Advancing Sustainable Transportation and Mobility: From the Perspective of Food Supply Chains, Safety, and Low‐Carbon Development in Indonesia” yang bertempat di Ruang Seminar Labtek IXA Lantai 2, Gedung Sugijanto Soegijoko, Kampus ITB Ganesha.
Kegiatan ini menghadirkan empat pembicara dari kementerian, lembaga riset, dan institusi akademik yang membahas isu-isu strategis terkait keselamatan transportasi, pembangunan rendah karbon, integrasi rantai pasok pangan, serta adaptasi perubahan iklim dalam sektor transportasi nasional. Para pembicara tersebut antara lain:
- Ir. Bernadette E. S. Mayashanti – Kepala Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi, Kementerian Perhubungan
- Dr. Nizhar Marizi – Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas
- Tomi Haryadi – Direktur Program Pangan, Lahan, dan Air (FLW), WRI Indonesia
- Dr. Eng. Puspita Dirgahayani – Dekan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB
Acara dipandu oleh Dr. I Gusti Ayu Andani selaku moderator lalu dibuka oleh Dr. Eng. Puspita Dirgahayani, Dekan SAPPK ITB dan dilanjutkan dengan pengantar oleh Dr. Saut Sagala, Kepala Program Studi Magister dan Doktor Transportasi ITB.
Dalam sesi paparan pertama, Ir. Bernadette Mayashanti membahas strategi nasional penguatan keselamatan dan keamanan transportasi, termasuk tantangan menghadapi risiko bencana dan perubahan iklim. Beliau menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, operator transportasi, serta masyarakat dalam memastikan implementasi kebijakan keselamatan yang efektif. Sesi berikutnya, Dr. Nizhar Marizi memaparkan bagaimana agenda Low Carbon Development Indonesia (LCDI) dan RPJMN berperan dalam mendorong transisi menuju sistem transportasi rendah emisi. Ia menyoroti peluang pendanaan hijau serta kolaborasi lintas sektor dalam percepatan mobilitas rendah karbon di Indonesia.
Pada sesi ketiga, Bapak Tomi Haryadi mengulas pentingnya integrasi rantai pasok pangan dengan mobilitas berkelanjutan, termasuk peran kebijakan kawasan rendah emisi (KRE). Ia menekankan bahwa sistem logistik pangan yang efisien dapat mengurangi jejak karbon sekaligus meningkatkan ketahanan pangan perkotaan. Sementara itu, Dr. Eng. Puspita Dirgahayani memaparkan urgensi integrasi aspek perubahan iklim ke dalam perencanaan transportasi nasional, serta tantangan mitigasi dan adaptasi yang belum sepenuhnya dalam sektor transportasi Indonesia.
Menutup rangkaian presentasi, Dr. Saut Sagala memperkenalkan Program Studi Magister dan Doktor Transportasi ITB, termasuk penguatan kurikulum, penelitian, dan fokus akademik yang relevan dengan isu mobilitas berkelanjutan, perencanaan transportasi modern, dan strategi mitigasi tantangan perkotaan. Beliau menegaskan komitmen program studi dalam mendorong kolaborasi lintas sektor serta pengembangan riset-riset strategis yang dapat menjawab tantangan transportasi nasional di masa depan.
Dokumentasi
Sambutan dari Dr. Eng. Puspita Dirgahayani, Dekan SAPPK ITB

Ir. Bernadette E. S. Mayashanti memaparkan terkait penguatan keselamatan dan keamanan untuk meningkatkan ketangguhan sistem transportasi nasional.

Dr. Nizhar Marizi memaparkan integrasi agenda pembangunan rendah karbon dalam kebijakan dan perencanaan transportasi Indonesia.

Bapak Tomi Haryadi menekankan pentingnya integrasi rantai pasok pangan dengan mobilitas berkelanjutan guna mendukung logistik yang efisien dan rendah emisi.

Presentasi Dr. Saut Sagala Terkait Program Studi Magister dan Doktor Transportasi ITB

Penanya Pada Sesi Tanya Jawab
