Pada tanggal 20 – 22 November 2024, Badan Pengelola Kawasan Rebana Provinsi Jawa Barat dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) mengadakan “The 2nd Rebana EXPO 2024: Asia-Pacific Metropolitan Planning Caucus” yang diselenggarakan di Hotel Santika Premiere Linggarjati, Kabupaten Kuningan. Salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah workshop yang bertujuan untuk memperoleh masukan dan rekomendasi strategis dari para ahli perencana, baik internasional, nasional, maupun lokal, menyangkut pengembangan metropolitan di Indonesia secara kolaboratif dan keberlanjutan. Workshop tersebut terbagi menjadi empat kelompok tematik (studio), yaitu peningkatan kualitas hidup metropolitan, pembiayaan dan perencanaan projek infrastruktur, tata kelola metropolitan, dan kajian eksternalitas pengembangan metropolitan Rebana. Output dari workshop ini adalah berupa kompilasi hasil diskusi dalam satu dokumen terpadu, yaitu “Linggarjati White Paper on Metropolitan Development.” Dokumen ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dalam membangun wilayah metropolitan di Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari Pusat Studi Metropolitan (Metropolitan Center) Kampus ITB Cirebon hadir berpartisipasi mengikuti workshop tersebut, yaitu Nurrohman Wijaya, Ph.D. selaku moderator pada Studio 4 yang membahas studi eksternalitas pengembangan metropolitan Rebana, serta Hanafi Kholifatul Iman, M.PWK. dan Salsabila Nur Hanifa, M.PWK. selaku fasilitator. Metropolitan Center Kampus ITB Cirebon yang telah diresmikan pada Februari 2023 merupakan pusat studi di bawah SAPPK ITB yang berfokus dalam kajian pengembangan metropolitan.
Pada workshop kelompok studio 4 tersebut, Nurrohman W., Ph.D. melakukan penjelasan awal secara umum terkait topik yang akan dibahas, khususnya mengenai kondisi terkini dan potensi pengembangan kawasan industri pada studi kasus di metropolitan Rebana, baik pada aspek fisik, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Para peserta sejumlah 17 orang memiliki latar belakang di bidang perencanaan wilayah dan kota, baik dari akademisi, praktisi, swasta dan pemerintah. Selain itu, asal negara para peserta beragam, tidak hanya dari Indonesia, namun ada dari Singapura, Brazil, Spanyol, dan Korea Selatan. Kegiatan workshop terbagi menjadi dua kelompok, dimana masing-masing kelompok terdapat fasilitator yang membantu mengarahkan diskusi. Ada beberapa topik yang dibahas, di antaranya yaitu identifikasi potensi eksternal negatif dan tantangan yang dihadapi dari kegiatan industri yang berkembang di metropolitan Rebana, identifikasi peluang eksternalitas positif, dan rekomendasi strategi pengembangan kawasan industri yang berkelanjutan di masa depan. Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok melalui perwakilannya memaparkan hasilnya. Pada akhir sesi, Bapak Nurrohman melakukan simpulan dari hasil pembahasan pada topik studio 4, di antaranya sektor industri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan penghidupan, tetapi potensi bergantung pada penanganan kesenjangan keterampilan, diversifikasi ekonomi, dan integrasi yang lebih kuat dengan masyarakat lokal. Hasil dari workshop ini akan digunakan sebagai bahan dasar untuk dokumen “Linggarjati White Paper.”
Workshop ini berjalan dengan baik dan para peserta cukup antusias dan aktif melakukan diskusi membahas pengembangan kawasan industri di metropolitan Rebana yang berkelanjutan. Secara umum, kegiatan ini telah memberikan pengetahuan dan berbagi pengalaman dari para peserta. Selain sebagai upaya pengabdian masyarakat, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penguatan keberadaan pusat studi meeropolitan Kampus ITB Cirebon dalam berkontrbusi pada pengembangan metropolitan di Indonesia umumnya, dan khususnya di kawasan metropolitan Rebana Provinsi Jawa Barat.
Documentation: