Enter your keyword

Perjalanan Karir Prof. Tommy Firman

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Perwakilan dari Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan wawancara kepada Prof. Ir. Tommy Firman, M.Sc., Ph.D. pada Jumat, 17 Desember 2021. Prof. Tommy Firman baru saja mendapatkan penghargaan World’s Top 2% scientist from ASEAN Countries’ dari Stanford University, report updated 20/20/2021. Beliau merupakan Guru Besar Program Studi Perencanaan Wilayah Kota yang telah mengabdi selama 45 tahun dan memasuki masa purnabakti pada tahun 2020 lalu.

Prof. Tommy Firman telah mendapatkan banyak penghargaan dan beragam beasiswa, di antaranya Habibie Award (2016), Hantaru-Hari Tata Ruang dan Agraria Nasional (2015), dan Harvard Kennedy School Indonesia Program, Senior Research Fellowship at Ash Center for Democratic Governance and Innovation (2014). Prof. Tommy Firman juga merupakan promotor Doctor Honoris Causa Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Hatta Rajasa, dan Prof. Bambang Brodjonegoro. Beliau banyak melakukan kajian dan memiliki publikasi di bidang Population Mobility and Urbanization in Southeast Asia, Urban Labor Market, Urban and Regional Development and Global Economy, Impacts of Climate Change on urban and Regional Development, Decentralization and Regional Development.

Prof. Tommy Firman menyelesaikan studi sarjana di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota di Institut Teknologi Bandung periode tahun 1974. Beliau melanjutkan studi jenjang master di Asian Institute of Technology dengan fokus studi Human Setlements Development pada tahun 1980. Sosok kelahiran 2 April 1950 tersebut kemudian melanjutkan studi dan mendapatkan Graduate Certificate in Population Studies di University of Hawaii/ The East- West Center, USA pada tahun 1984 dan mendapatkan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di University of Hawaii/ The East- West Center, USA pada tahun 1988 dengan fokus studi Population and Urban Geography. Mayoritas penelitian yang beliau laksanakan berkaitan satu sama lain. Penelitian-penelitian Prof. Tommy Firman antara lain berhubungan dengan pembahasan urbanisasi dan perkembangan kota di Indonesia.

Awal mula karir Prof. Tommy menjadi dosen yang aktif dalam penelitian dimulai saat beliau masuk ke dalam profesi dosen pada tahun 1975, kemudian beliau membantu mengajar hingga tahun 1978. Beliau melanjutkan program master di Thailand, dan sejak itu beliau mulai aktif membimbing dan juga mulai menulis. Prof. Tommy Firman melanjutkan studi S3 di Hawaii dan setelah itu beliau semakin aktif menulis. Beliau menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu hobi dan untuk beliau, sehingga proses menulis cenderung dapat mengalir.

Masa dimana Prof. Tommy baru memulai karir sangat berbeda dengan sekarang. Saat ini beragam hal sudah banyak dipermudah oleh teknologi. Menulis pada waktu dahulu memiliki tantangan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan menulis di saat ini. Saat itu teknologi belum berkembang, proses untuk mencari data juga lebih sulit, bahkan untuk mencari kajian literatur juga sulit.  Selain itu, proses pengiriman draft artikel saat dahulu tentu saja lebih lama, karena pengiriman draft artikel hanya dapat dilakukan melalui pos dan waktu yang dibutuhkan untuk proses pengiriman juga cukup lama. Jadi, dapat dikatakan bahwa ‘waktu’ merupakan salah satu kendala yang dihadapi saat itu.

Berdasarkan pengalaman puluhan tahun yang beliau miliki, proses lama dan tidaknya mempublikasikan hasil tulisan itu tergantung dari reviewer dan editor. Terlebih jika reviewer membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan review dan memberi komentar. Adapun dari pengalaman beliau, proses menulis dan publikasi dapat membutuhkan waktu satu hingga dua tahun.

Prof. Tommy Firman juga memberikan pendapat beliau terkait tantangan apa yang dihadapi oleh researcher di SAPPK khususnya dan umumnya di Indonesia dalam iklim kepenulisan dan penelitian jika dibandingkan dengan iklim penelitian dari negara lain. Beliau menjelaskan bahwa ‘waktu’ dan fasilitas khusus yang belum lengkap merupakan tantangan yang cukup besar untuk para dosen/peneliti di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa para dosen/researcher di Indonesia tidak bisa mendedikasikan waktunya hanya untuk penelitian, berkebalikan dari kebanyakan peneliti dari luar negeri yang cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk fokus di penelitiannya. Namun, setelah itu Prof. Tommy Firman juga menjelaskan bahwa permasalahan waktu pada dasarnya dapat diatasi. Dosen dan peneliti harus pandai untuk memanfaatkan waktu luang dari serangkaian kegitan baik mengajar, mengurus akreditasi, dan lain-lain. Beliau menegaskan bahwa semua kembali lagi dengan bagaimana cara kita menangani tantangan tersebut dan seharusnya ‘waktu’ tidak menjadi penghalang untuk menulis. Adapun untuk keterbatasan fasilitas, beliau menjelaskan bahwa meskipun literatur di Indonesia terbatas, namun dengan bantuan teknologi dan internet, beragam kajian literatur dapat diakses. Beliau juga menekankan bahwa modal utama untuk menulis adalah niat. Jika seorang author sudah membulatkan niatnya, berbagai tantangan akan dapat diselesaikan dan ditemukan solusinya.

Terakhir, Prof. Tommy Firman menyampaikan pesan kepada dosen-dosen di SAPPK ITB.  Beliau menjelaskan bahwa iklim penelitian di SAPPK sudah semakin bagus dan lebih maju. Jika dibandingkan dengan saat dahulu di masa beliau, produktivitas penelitian dosen saat ini sudah lebih bagus. Terlebih, sekarang menulis merupakan tuntutan, di mana publikasi menjadi kewajiban untuk para dosen. Selain itu, skema pendanaan untuk menulis juga sudah banyak. Beliau yakin dengan lingkungan kepenulisan yang semakin berkembang ke arah positif, penelitian dan budaya menulis di SAPPK akan terus maju.

Adapun dari wawancara tersebut kita dapat belajar bahwa beliau sangat berdedikasi dalam menulis. Banyak tantangan menulis yang beliau hadapi selama menulis, khususnya di saat teknologi belum canggih seperti sekarang, namun beliau tetap aktif menulis dan menghasilkan banyak publikasi-publikasi yang berkualitas. Waktu dan fasilitas juga menjadi tantangan yang beliau hadapi, namun beliau juga tetap bisa mencari celah dan solusi atas tantangan tersebut. Tentunya dengan kondisi yang lebih advanced seperti sekarang, dosen-dosen di SAPPK saat ini memiliki peluang yang cukup besar untuk mengikuti jejak karir beliau.

 

Penulis: Aida Ulfa Faza

Editor   : I Gusti Ayu Andani

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik