Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB melakukan pengabdian masyarakat di Desa Falahu dan Desa Fatkauyon, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara.
Tim ini terdiri dari ketua pengabdian Ridwan Sutriadi Ph.D., anggota pengabdian Nurrohman Wijaya, Ph.D serta asisten pengabdian Diaz Ekaputra, ST., Anandhika Arifianto, ST., M. Ihsan Yudanto, ST., Juwita, ST., dan Firdausin A. Rahman. Tema yang diangkat dalam pengabdian masyarakat ini adalah penyusunan masterplan desa berbasis digital branding untuk mendorong sektor pariwisata dan industri kreatif di Kabupaten Kepulauan Sula. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 1-3 Agustus 2023.
Kegiatan diawali dengan FGD (Focus Group Discussion) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula yang bertujuan untuk menjaring dan menajamkan isu strategis terkait pariwisata dan industri kreatif. FGD yang dilaksanakan di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten ini dihadiri oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pemerintah daerah kabupaten, pelaku usaha (Cokelat Sulamina), LSM (Desmacenter), serta Gunawan Fala (Youtube Channel).
Kegiatan pengabdian dilanjutkan di hari kedua dan ketiga dimana tim melakukan kegiatan Workshop bersama masyarakat di Desa Falahu dan Desa Fatkauyon. Desa Falahu memiliki sebutan Desa Kuliner dimana industri kreatif makanan cukup potensial disana. Sementara Desa Falahu merupakan tempat penyelenggaraan Festival Tanjung Waka yang merupakan festival tahunan dan potensi pariwisata yang dapat dikembangkan.
Kegiatan workshop diawali dengan sambutan dari perwakilan pemerintah kabupaten dan perwakilan desa, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai visioning dan konsep pengembangan potensi desa oleh Nurrohman Wijaya, Ph.D. Selanjutnya, masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memetakan potensi dan persoalan yang ada di masing-masing desa serta mengisi Business Model Canvas (BMC) dengan dipandu tim pengabdian. Kemudian, setiap kelompok memaparkan hasil diskusi, dimana terdapat beberapa poin temuan berupa akses bahan baku, keterbatasan distribusi dan pemasaran untuk sektor industri kreatif. Sementara pada sektor pariwisata, terdapat beberapa poin temuan seperti, efektivitas manajemen tata kelola pariwisata, infrastruktur pendukung pariwisata, dan jaringan telekomunikasi serta internet.
Diharapkan dari diadakannya pelatihan/workshop ini dapat meningkatkan kesadaran akan potensi dan prospek pengembangan pariwisata dan industri kreatif di Desa Falahu dan Desa Fatkauyon. Selain itu, hasil kegiatan ini dapat menjadi masukan dalam penyusunan masterplan desa yang mengarusutamakan sektor pariwisata dan industri kreatif sehingga potensi yang ada dapat dioptimalkan.