Rabu, 27 November 2014, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di SAPPK ITB. Pelaksanaan kegiatan tersebut dimulai dari pukul 08.30 – 17.00 WIB, bertempat di Ruang Seminar Lt. 2, Gedung Labtek IX SAPPK – ITB
Hadir pada kegiatan Lokakarya Evaluasi Implementasi Kurikulum 20138 adalah Dekan SAPPK ITB, Prof. B. Kombaitan, Wakil Dekan Bidang Akademik (WDA), Dr.-Ing. Widjaja Martokusumo, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya (WDS), Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP., Ketua Program Studi, Ketua Kelompok Keahlian dan dosen di lingkungan SAPPK ITB.
Pada sesi pertama, pembukaan kegiatan Lokakarya Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 dibuka oleh Dekan SAPPK, Prof. B. Kombaitan, dilanjutkan dengan penyampaian pengantar 4 Pilar Kurikulum ITB dan Continuous Improvment, oleh Dr.-Ing. Widjaja Martokusumo.
Berpedoman pada Surat Keputusan Rektor ITB No. 284/SK/I1.A/PP/2012 tentang Panduan Penyusunan Kurikulum 2013 – 2018 maka, kegiatan Lokakarya Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 kali ini adalah merupakan upaya peninjauan dan penyempurnaan kurikulum secara menyeluruh dilakukan oleh ITB secara berkala setiap 5 tahun sebagai bagian dari proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Dengan cara pandang demikian, sesungguhnya peninjauan dan penyempurnaan kurikulum dapat dilakukan setiap saat. Akan tetapi, demi stabilitas dan kepastian hukum, kurikulum perlu memiliki masa berlaku secara formal setidaknya lima tahun. Selama masa itu, perubahan yang terjadi hanyalah dalam hal-hal yang bersifat fine-tuning, termasuk perbaikan yang diperlukan untuk kelancaran implementasi kurikulum.
Kurikulum adalah alat utama untuk mencapai tujuan pendidikan program studi. Oleh karena itu, kurikulum program studi harus mencantumkan secara eksplisit tujuan program studi. Penetapan tujuan program studi perlu memperhatikan tujuan pendidikan ITB dan tujuan pendidikan nasional.
Lulusan yang dibentuk melalui proses kurikuler akan berkiprah di masa yang akan datang, sehingga kurikulum haruslah berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu, program studi perlu membuat prediksi tentang tantangan dan peluang dalam profesi dan bidang keilmuannya untuk masa setidaknya 10 sampai 15 tahun ke depan sehingga lulusannya mampu berkarir dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
Kurikulum juga harus memperhatikan kecenderungan globalisasi. Lulusan perlu dipersiapkan untuk berkiprah tidak hanya di dalam negeri. Mereka harus mampu meraih peluang yang tersedia setidaknya pada tingkat Asia Tenggara. Sekali pun demikian, peluang dan tantangan yang (akan) dihadapi di Indonesia tetap merupakan prioritas pertama dalam pertimbangan penyusunan kurikulum.
Kurikulum ITB 2013-2018 dirancang sebagai kurikulum yang berdasarkan kepada student outcome. Keberhasilan kurikulum diukur berdasarkan pada keberhasilan mahasiswa dan lulusan dalam mencapai outcome yang telah dirancang.
Pada sesi kedua, dilakukan kegiatan Evaluasi Kurikulum Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Program Studi Sarjana Arsitektur (AR), Evaluasi Matakuliah TPB SAPPK, dan Evaluasi Kurikulum Program Doktor (PWK, AR dan TR), dilanjutkan dengan tanya jawab / diskusi.
Pada sesi ketiga, dilakukan kegiatan Evaluasi Kurikulum Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Arsitektur, PWK, Rancang Kota, dilanjutkan dengan tanya jawab / diskusi.
Sesi keempat, dilakukan kegiatan Evaluasi Kurikulum Program Studi Magister Studi Pembangunan, Transportasi, dan Perencanaan Kepariwisataan, dilanjutkan dengan tanya jawab / diskusi.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kurikulum setiap program studi di SAPPK dan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan tanggapan dari Ketua Senat SAPPK ITB, Dr.Ir. Iwan Sudradjat, MSA.
Setelah selesai menyampaikan tanggapan senat oleh Ketua Senat SAPPK, kegiatan Lokakarya Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di SAPPK ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya SAPPK, Dr.Ir. Denny Zulkaidi, MUP.