Enter your keyword

Kota 15 Menit: Solusi Aksesibilitas dan Keberlanjutan Perkotaan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Bandung, 4 September – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kuliah tamu dengan judul 15 Minutes City: Looking Beyond Proximity dan mengundang Prof. Yusak Susilo selaku BMK Endowed Professor di bidang Digitalisasi dan Automasi pada sistem Transportasi dan Mobilitas, BOKU University, Austria. Kegiatan kuliah tamu ini diselenggarakan di Ruang Seminar, Gedung Labtek IX-A SAPPK ITB, dan mengundang mahasiswa pascasarjana PWK dan Transportasi serta beberapa dosen SAPPK ITB.

Prof. Yusak Susilo adalah pakar perencanaan transportasi dan perkotaan yang aktif meneliti perilaku perjalanan, aksesibilitas, serta pengembangan kota berkelanjutan. Pemikirannya memberikan kontribusi penting bagi wacana pembangunan kota inklusif dan ramah lingkungan di Indonesia maupun dunia.

Konsep Kota 15 Menit yang dipaparkan oleh Prof. Yusak Susilo menekankan pentingnya perencanaan kota yang berfokus pada aksesibilitas, keberlanjutan, dan kualitas hidup. Gagasan ini menempatkan seluruh kebutuhan dasar—seperti belanja, pendidikan, layanan publik, dan ruang rekreasi—dalam jarak 15 menit dari tempat tinggal, tanpa bergantung pada kendaraan bermotor.

Konsep ini popular pada masa pandemi COVID-19, ketika masyarakat menyadari pentingnya kota yang lebih efisien, sehat, dan ramah lingkungan. Penelitian juga menunjukkan bahwa warga di pinggiran kota lebih sering melakukan aktivitas dalam radius 15 menit dibandingkan mereka yang tinggal di pusat kota.

Namun, tantangan tetap ada. Kenaikan harga perumahan, potensi segregasi sosial, dan keterbatasan transportasi publik menjadi hambatan utama. Untuk mengatasinya, Prof. Yusak menekankan perlunya kebijakan transportasi inklusif dan perumahan terjangkau, dengan belajar dari model sukses di kota-kota seperti Wina dan Belanda.

Kota 15 Menit bukan hanya tentang kedekatan fisik, tetapi juga tentang menciptakan ruang hidup yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan,” ujar Prof. Yusak.

Konsep ini diyakini dapat menjadi landasan bagi kota-kota di Indonesia dalam menghadapi tantangan urbanisasi, sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas hidup warganya.

Documentation:

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik