Program Joint Workshop & Traveling Studio antara Program Studi Arsitektur ITB dan Faculty of Architecture, Design and Planning, the University of Sydney dilaksanakan mulai 14 Januari-22 Januari di University of Sydney dan dilanjutkan tanggal 24-30 Januari 2016 di Institut Teknologi Bandung. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Australia- Indonesia Institute of the Department of Foreign Affairs and Trade, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung, Faculty of Architecture, Design and Planning, the University of Sydney dan Consulate General of the Republic of Indonesia di Sydney.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Aswin Indraprastha, PhD dan Dr.-Ing Andry Widyowijatnoko dari Prodi AR-ITB dan Dr. Rizal Muslimin dari FADP, the University of Sydney dengan melibatkan delapan mahasiswa dari ITB, lima diantaranya adalah mahasiswa program S1 dan tiga adalah dari program S2. Dari FADP, the University of Sydney mahasiswa yang terlibat sejumlah enam orang dimana tiga diantaranya adalah mahasiswa undergraduate dan tiga lainnya adalah mahasiswa graduate.
Topik yang diangkat dalam workshop ini adalah Computational Making: Nomadic Structure, yakni merancang shelter untuk pedang kaki lima dengan pendekatan komputasional menggunakan material lokal. Selama enam hari di Sydney, mahasiswa ITB mempelajari teknik dan metode komputasional dengan peralatan otomasi dan mesin untuk membuat model berskala dari desain dipilih. Selanjutnya, selama enam hari di Bandung, gabungan mahasiswa dari ITB dan University of Sydney bersama-sama membuat prototipe dalam skala 1:1 menggunakan material dan metode konstruksi berbasis lokal.
Banyak pengalaman positif yang dihasilkan dari kegiatan ini diantaranya adalah kedua kelompok mahasiswa sama-sama mengambil manfaat dari perjalanan singkat mereka. Mahasiswa ITB belajar mengalami dan bereksperimen dengan berbagai peralatan mutakhir, mencoba teknik dan metode baru dalam merancang. Di lain pihak, mahasiswa dari University of Sydney belajar konteks ketukangan lokal, material lokal dan isu-isu riil tentang street vendors di Indonesia. Lebih dari itu, yang terpenting adalah interaksi sosial yang lintas budaya dalam suatu program akademik yang bermanfaat bagi kedua belah pihak, baik bagi mahasiswa, dan institusi.
Hasil dari program ini adalah tiga buah model prototipe tempat naungan untuk PKL yang diletakkan di beberapa titik di jalan Ganesha, Bandung.