Pada hari Rabu hingga Jumat (6-8 November 2024), Pusat Perubahan Iklim (PPI) ITB menyelenggarakan kegiatan pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim dan Resiliensi (Basic Level) Batch 1. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada peserta dalam memahami penyebab dan dampak perubahan iklim, menilai kerentanan dan risiko perubahan iklim, merumuskan opsi adaptasi iklim berbasis resiliensi, serta melakukan integrasi adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan. Acara yang dilaksanakan di Patra Hotel, Kota Bandung turut mengundang beberapa para narasumber dan akademisi, salah satunya adalah Nurrohman Wijaya, Ph.D. yang juga selaku Kepala Divisi Adaptasi Perubahan Iklim, Pusat Perubahan Iklim-ITB.
Pada kesempatan tersebut, Bapak Nurrohman W., Ph.D. berlaku sebagai narasumber dalam aktivitas Latihan kelompok dan role play terkait aksi adaptasi perubahan iklim. Kasus yang dibahas adalah berkaitan dengan bahaya banjir yang terjadi di Kota Bandung dan sekitarnya. Selain itu, para peserta memperoleh gambaran umum terkait risiko banjir yang berdampak pada komponen system dan sub-sistem ekologis dan sosial di wilayah studi, termasuk bahaya dan kerentanannya. Selanjutnya, para peserta dibagi menjadi dua kelompok, mereka diminta untuk melakukan analisis sederhana menggunakan pendekatan DPSIR (Driver-Pressure-State-Impact-Response) terhadap bahaya banjir di Kota Bandung dan sekitarnya. Kemudian, mereka diminta untuk menentukan beberapa opsi aksi adaptasi dan mengidentifikasi karakteristik resiliensi dari masing-masing opsi adaptasi tersebut, serta menentukan prioritas adaptasinya berdasarkan permainan peran para pelaku yang terkait. Pada akhir sesi, setiap perwakilan kelompok melakukan presentasi dan diskusi kelompok.
Secara keseluruhan, kegiatan role playing berjalan dengan baik. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatan pengetahuan pada para peserta tentang aksi adaptasi perubahan iklim dalam pengurangan risiko dampak perubahan klim. Selain itu, para peserta dapat memahami kompleksitas penentuan prioritas adaptasi akibat adanya beberapa kepentingan para pemangku kepentingan yang perlu diakomodasi. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian terkait bidang pengelolaan lingkungan perkotaan dan wilayah, khususnya isu perubahan iklim.
Documentation: