Enter your keyword

Dosen SAPPK ITB Bahas Tata Ruang Responsif Iklim Pada Webinar EcoEdu

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh : Admin

Pada hari Kamis (31 Juli 2025), Pusat Pelatihan Lingkungan EcoEdu menyelenggarakan Webinar dengan tema “Tata Ruang Responsif Iklim: Menata Wilayah untuk Masa Depan yang Tangguh”. Tujuan webinar tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait isu lingkungan, khususnya perubahan iklim dan implikasinya pada perencanaan tata ruang. Peserta yang hadir berasal dari berbagai pihak yang berhubungan dengan aspek lingkungan, di antaranya pihak pemerintah pemerintah daerah, praktisi, akademisi, dan pemerhati lingkungan. Pada kesempatan tersebut, Bapak Nurrohman Wijaya, Ph.D. dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB hadir sebagai narasumber.

Acara utama berupa penyampaian materi oleh Nurrohman W., Ph.D. berfokus pada tata ruang responsif iklim. Beliau menjelaskan pengantar tentang berbagai dampak yang dapat ditimbulkan oleh perubahan iklim, misalnya kenaikan permukaan air laut, genangan pesisir, dan cuaca ekstrim. Selain itu, beliau menerangkan bahwa dampak perubahan iklim tersebut merupakan salah satu isu signifikan yang perlu diperhatikan karena implikasinya terhadap berbagai aspek, di antaranya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta sektor pembangunan. Selanjutnya, beliau menyampaikan secara ringkas definisi perubahan iklim, termasuk faktor pendorongnya dan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Salah satu bentuk adaptasi perubahan iklim yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dampak perubahan iklim adalah melalui perencanaan tata ruang. Ada beberapa peran rencana tata ruang di antaranya pembatasan pembangunan di daerah rawan, pengaturan alokasi penggunaan lahan pada lokasi yang aman, dan pengurangan kerentanan sosial dan ekonomi. Beliau juga menguraikan pentingnya integrasi upaya adaptasi perubahan iklim dalam penyusunan rencana tata ruang di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa terdapat regulasi terkait integrasi adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang berupa petunjuk teknis (juknis) terbit bulan Juni 2024 oleh Kementerian ATR/BPN, di mana narasumber dan tim dari Pusat Perubahan Iklim (PPI) ITB dan JICA membantu proses penyusunannya. Hal penting dalam juknis tersebut adalah memasukkan unsur kajian perubahan iklim dalam proses analisis penyusunan rencana tata ruang, khususnya penggunaan data historis iklim dalam bentuk spasial di proyeksikan dalam jangka waktu perencanaan, baik kondisi bahaya, kerentanan, dan risiko perubahan iklim. Pada akhirnya, hal tersebut dapat tercakup pada isu pengembangan wilayah, tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah, hingga rencana struktur dan pola ruangnya. Beliau menjelaskan berdasarkan contoh kasus di Kota Semarang.

Para peserta sangat antusias menyimak paparan dan berdiskusi dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang disampaikan oleh narasumber. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan suatu peningkatan wawasan pengetahuan dan pemahaman bagi peserta mengenai tata ruang yang responsif terhadap dampak perubahan iklim di Indonesia.

Home
Jadwal dan Acara Tautan Penting Informasi Publik