Mahasiswa Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melaksanakan kunjungan kuliah lapangan ke Singapura pada 11-14 Mei 2025. Kegiatan bertajuk Join Tourism Studies ini berkolaborasi dengan Singapore Institute of Technology (SIT), yang merupakan bagian dari kerja sama Student exchange antara ITB dan SIT sejak 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 17 mahasiswa dari mata kuliah PK 5203 Community Based Tourism dan PK 5204 Tourism Infrastructure, didampingi oleh tiga dosen—Dr. Drs. Suhirman, SH., MT., Ninik Suhartini, ST, MURP, PhD, dan Alhilal Furqan, B.Sc., M.Sc., Ph.D., serta asisten, Hafsah Restu Nurul Annafi, S.T., M.Par.
Mempelajari kasus Singapura secara langsung memberikan perspektif global dan benchmark best practices yang tidak dapat diperoleh hanya melalui studi literatur atau kuliah di kelas. Pada hari pertama setelah kedatangan, Senin (12/05/2025), mahasiswa melakukan survei mandiri ke berbagai lokasi tematik. Observasi komunal dilakukan di Fort Canning Park untuk briefing pagi dan di Merlion untuk evaluasi sore.
Pada Selasa (13/05/2025), mahasiswa mengunjungi Singapore Institute of Technology (Punggol Campus). Dosen SIT, Dr. Kiattipoom Kiatkawsin, memberikan kuliah mengenai Singapore’s Community Based Tourism dan Tourism Infrastructure”. Turut hadir Dr Intan Azura Mokhtar, Associate Professor dan Direktur Community Leadership and Social Innovation Centre (CLASIC) di SIT. Selain kuliah, mahasiswa juga mengunjungi Singapore Mobility Gallery untuk mempelajari perencanaan sistem transportasi Land Transport Authority (LTA) yang efisien dan terintegrasi. Kunjungan dilanjutkan ke Singapore Zoo, di mana mahasiswa memperoleh pemaparan mengenai strategi pengelolaan Mandai Wildlife Group dengan konsep keberlanjutan lingkungan.
Inti dari kunjungan ini adalah pemenuhan target pembelajaran dan penyelesaian tugas kedua mata kuliah tersebut. Untuk mata kuliah Infrastruktur Pariwisata (PK 5204), mahasiswa dibagi dalam tiga fokus tipologi: infrastruktur dasar, transportasi, dan internet of things. Sementara itu, pada mata kuliah Community Based Tourism (PK 5203), mahasiswa secara berkelompok mengeksplorasi berbagai studi kasus seperti “Warisan Budaya yang Hidup: Mengungkapkan Aktivitas dan Potensi Community Based Tourism di Chinatown Singapura,” “Dari Rempah hingga Seni: Aktivitas dan Daya Tarik Unik Community Based Tourism di Little India,” dan “Kampong Glam: Community Resilience in Harmonizing Cultural Heritage and Urban Development.” Analisis ini bertujuan memahami penerapan CBT dalam konteks urban modern Singapura, yang seringkali berbeda dengan CBT pedesaan.
Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis dan membandingkan model pengembangan pariwisata dan infrastruktur Singapura dengan konteks di Indonesia, khususnya dalam aspek perencanaan sisi suplai, pemanfaatan teknologi, serta integrasi aspek lingkungan dan sosial. Hasil kunjungan ini akan diintegrasikan dalam tugas akhir mata kuliah, memperkaya analisis dengan data dan wawasan aktual dari destinasi pariwisata kelas dunia.