Equity and Diversity in Architecture: Women, Work and Leadership
Guest Lecture from Prof. Julie Willis – Dean of Faculty of Architecture, Building and Planning- The University of Melbourne
Guest Lecture Series 2021 yang diselenggarakan atas Kerjasama Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan- Institut Teknologi Bandung (SAPPK-ITB) bersama Faculty of Architecture, Building and Planning- The University of Melbourne (ABP-UoM) telah memasuki sesi kuliah ke empat. Kali ini, kuliah menghadirkan Prof. Julie Willis, pakar dalam bidang gender studies yang juga Dekan dari ABP-UoM. Julie membawakan kuliah berjudul Equity and Diversity in Architecture: Women, Work and Leadership, yang diselenggarakan secara daring pada Rabu, 3 November 2021, pukul 13.00-15.00 WIB.
Pada kuliah ini, Julie memaparkan data-data yang ia temukan dalam risetnya mengenai struktur dan karakter arsitek wanita di Australia. Terdapat kesamaan karakteristik bahwa arsitek wanita di Australia cenderung menjadi arsitek paruh waktu, dan hanya segelintir yang dapat menaiki jenjang karier yang lebih tinggi. Hal ini lalu didiskusikan lebih jauh mengenai mengapa fenomena ini terjadi, dan bagaimana kita menyikapi hal ini untuk menuju perubahan.
Julie menekankan pentingnya untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kesetaraan gender ini dalam berbagai bidang, termasuk dalam desain dan profesi arsitektur. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan terus membuka ruang diskusi dimana wanita dapat mendengar dan didengar, juga terus mendorong agar gerakan kesetaraan gender ini menjadi aksi nyata, bukan hanya menjadi retorika belaka.
Kuliah ini dimoderatori oleh ibu Indah Widiastuti, Ph.D. Selain dihadiri oleh mahasiswa sarjana dan paska-sarjana SAPPK ITB, kuliah ini juga dihadiri oleh Dekan SAPPK-ITB, Ibu Dr. Sri Maryati dan Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Aswin Indraprastha, Ph.D. Kuliah juga dihadiri peserta umum yang merupakan pemerhati isu gender dalam desain dan praktek arsitektur.
Sesi kuliah diikuti dengan sesi diskusi yang sangat menarik, karena banyaknya pertanyaan kritis diajukan oleh para audiens. Isu gender dalam arsitektur didiskusikan secara luas, tidak hanya kaitannya pada desain dan profesi, namun juga dari perspektif sejarah, sosial, budaya, dan pendidikan. Antusiasme ini menunjukkan kepedulian peserta terhadap permasalahan yang mungkin sering dianggap sepele di masyarakat, namun ternyata sangat dalam pengaruhnya dalam kegiatan berkehidupan sehari-hari. Dengan kuliah ini, peserta diharap mendapatkan dorongan untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia.
Berikut dokumentasinya: