Pada hari Senin (10 Juni 2024), Nurrohman Wijaya, Ph.D., menghadiri kegiatan ekspose laporan akhir Kajian Penerapan Sponge City di Kota Balikpapan yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Balikpapan. Acara yang dilaksanakan di ruang rapat Kantor Bappeda Litbang Kota Balikpapan tersebut bertujuan untuk menganalisis karakteristik sistem air perkotaan dan strategi pengelolaan sumber daya air berdasarkan konsep Sponge City di Kota Balikpapan. Kajian ini merupakan hasil kerjasama Sekolah, Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB dengan Bappeda Litbang Kota Balikpapan. Tim kajian tersebut terdiri dari Nurrohman W., Ph.D. selaku ketua tim, Rahmat Fadhilah, M.T. selaku ahli geologi, Dr. Suci Wulandari selaku ahli lingkungan, dan Faizal Immaddudin W.R., Ph.D. selaku ahli teknik sipil. Sedangkan, asisten tenaga ahli terdiri dari Deby Shafa Anifa, S.PWK. dan Muhammad Irfan, S.T.
Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Alih Janu Putra, S.STP., selaku Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, yang kemudian sekaligus menjadi moderator. Kemudian, dilanjutkan oleh paparan dari Bapak Nurrohman yang membahas tentang beberapa perbaikan materi kajian dari masukan hasil kegiatan FGD sebelumnya, seperti tambahan pembahasan kondisi muka air tanah dan regulasi terkait masterplan RTH dan penanganan saluran drainase dan sungai. Berdasarkan identifikasi isu, dampak perubahan iklim dan perkembangan Kota Balikpapan mengakibatkan potensi risiko banjir dan defisit air baku, sehingga penerapan konsep “Sponge City” bisa menjadi alternatif strategi dalam upaya peningkatan ketersediaan air baku dan penanganan banjir di Kota Balikpapan. Konsep “Sponge City” menawarkan pendekatan pengelolaan sumber daya air perkotaan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat signifikan, termasuk pengurangan banjir, peningkatan kualitas air, serta menciptakan kawasan yang lebih ramah lingkungan. Analisis yang digunakan pada kajian ini terdiri dari telaahan kebijakan terkait, analisis spasial, termasuk analisis tutupan lahan, hidrogeologi, dan potensi resapan air tanah, serta analisis SWOT.
Hasil studi menemukan bahwa pemerintah Kota Balikpapan sudah berusaha meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem jaringan sumber daya air baku, melalui pengendalian kawasan hutan lindung dan pengembangan waduk, serta sistem pengendali banjir, berupa normalisasi, pembangunan tanggul dan bendungan pengendali. Selain itu, teridentifikasi bahwa DAS Somber yang melingkupi tiga kecamatan di Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan Tengah, dan Balikpapan Selatan memiliki nilai “Volume Capture Ratio” (VCR) yang rendah. Oleh karena itu, penerapan “Low Impact Development” perlu dipertimbangkan. Hal ini sejalan dengan analisis potensi resapan air tanah, dimana ditemukan bahwa sebagian besar wilayah di tiga kecamatan tersebut memiliki nilai yang rendah juga.
Berdasarkan analisis SWOT, ada beberapa strategi peningkatan, diantaranya pengelolaan eko-drainase yang berkelanjutan, mempertahankan kawasan lindung di daerah hulu, perlunya penerapan infrastruktur hijau dan sumur resapan. Selain aspek fisik, perlu juga perhatian terhadap penguatan regulasi pengelolaan sumber daya air baku dan pengendalian banjir secara tegas dan penguatan kelembagaan melalui koordinasi dan kolaborasi antar institusi vertikal dan horisontal. Pada aspek ekonomi, perlu juga penerapam insentif dan disintentif. Terakhir, perlunya sosialisasi dan peningkatan pendidikan masyarakat, melalui penyuluhan dan lokakarya terkait pentingnya menjaga lingkungan dan kontribusi partisipasi asyarkat alam pengelolaan sumber daya air dan penanganan banjir di Kota Balikpapan. Pada akhir paparan, Bapak Nurrohman memberikan beberapa pernyataan kesimpulan terkait prioritas strategi yang bisa diterapkan berdasarkan konsep “Sponge City” dengan membagi solusi penanganan masalah berdasarkan lingkup makro, messo, dan mikro pada wilayah Kota Balikpapan.
Para peserta yang hadir pada acara tersebut cukup antusias memperhatikan hasil paparan laporan akhir dan memberikan tanggapan serta masukan, khususnya terkait penajaman strategi inovasi/teknologi spesifik yang bisa diterapkan di Kota Balikpapan dalam upaya peningkatan sumber daya air baku dan penanganan banjir. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi pengetahuan dan keahlian para peneliti, khususnya dalam bentuk pengabdian masyarakat terkait dengan isu pembangunan dan pengelolaan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan.
Dokumentasi: