Pada hari Selasa dan Rabu (8-9 Juli 2025), tim Pengabdian Masyarakat (PM) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB melakukan kegiatan PM skema Bottom-Up yang berjudul “Pengembangan dan Sosialisasi Website Monitoring dan Evaluasi Indikator Capaian Pembangunan Daerah di Wilayah Terluar Menuju SDGs 2030 (Kasus: Kabupaten Natuna).” PM ini berfokus pada pengembangan website yang terintegrasi pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan, khususnya pada proses monitoring dan evaluasi kinerja indikator pembangunan daerah. Salah satu aktivitas yang dilakukan berupa lokakarya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta terhadap isu pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal. Dalam hal ini terpilih dua desa, yaitu Desa Limau Manis dan Desa Sepempang, yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu secara berurutan. Tim PM ini terdiri dari Prof. Ridwan Sutriadi, Ph.D., selaku ketua peneliti, dan Nurrohman Wijaya, Ph.D. sebagai anggota peneliti, termasuk beberapa asisten yaitu Muhammad Daffa Musyary, M.PWK., Anandhika Arifianto, S.T., dan mahasiswa MBKM, yaitu Firdausin A. Rahman dan Anugrah Ambia.
Lokakarya yang dilaksanakan di masing-masing balai pertemuan kantor desa, para aparat dan perwakilan masyarakat desa turut hadir dan berpartisipasi pada acara tersebut. Pada awal kegiatan, sambutan masing-masing kepala desa disampaikan, yaitu Bapak Zarkawi, S.E, Sy dari Desa Limau Manis dan Bapak Muhammad Shalihin dari Desa Sepempang. Kemudian, sambutan pengantar kegiatan PM dilakukan oleh ketua peneliti, yaitu Prof. Ridwan S., selanjutnya pemaparan materi tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 disampaikan oleh Nurrohman W., Ph.D. Beliau menjelaskan tentang urgensinya memahami SDGs. Salah satu poin utama yang dibahas adalah keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam mendukung capaian SDGs melalui hal aktivitas yang sederhana dan berdampak signifikan. Beliau memberikan contoh praktis yang bisa dilakukan sesuai dengan konteks lokal. Pada akhir sesi, acara dilanjutkan dengan pengisian kuesioner dan kuis interaktif yang dipandu oleh para asisten untuk mengevaluasi tingkat pemahaman peserta.
Selain itu, kami melakukan survei beberapa lokasi untuk memahami potensi lokal yang dapat dikembangkan dalam mendukung pencapaian SDGs di Kabupaten Natuna, di antaranya Alif Stone Park, Pulau Senoa, Geosite Tanjung Datuk, Museum Ranai Natuna, GIC Geological Information Center, Pantai Batu Kasah, dan Pulau Akar. Secara keseluruhan, kegiatan PM di Kabupaten Natuna tersebut berjalan dengan baik dan telah membangun kesadaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat desa tentang pentingnya pencapaian SDGs pada tingkat lokal sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki masing-masing, sehingga diharapkan tercipta desa yang maju, mandiri, inklusif, dan berkelanjutan di masa mendatang. Selain itu, kegiatan PM ini diharapkan dapat diterapkan di desa-desa lain yang ada di Kabupaten Natuna.
Dokumentasi: