Pada Jumat, 17 Desember 2021, pukul 09.00-11.00 telah diselenggarakan Sesi Kedua dari Coaching Clinic on Effective Scientific Writing dengan kegiatan Interactive Coaching Clinic. Coaching clinic tersebut dapat diikuti oleh beberapa peserta yang telah mendaftar untuk sesi konsultasi dengan coach. Selain itu, para dosen, asisten, dan mahasiswa juga mengikuti seluruh sesi coaching clinic. Tujuan coaching clinic sesi kedua adalah membantu para penulis (authors) penelitian ilmiah untuk dapat menanyakan langsung dan berkonsultasi kepada coach terkait kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh penulis selama proses penulisan dan submit paper.
Coaching clinic dibuka pada pukul 09.00 dan diawali dengan sambutan dari Dekan SAPPK ITB, Ibu Dr. Sri Maryatu. Adapun sesi materi dibuka oleh Moderator, yakni Ibu Dr. I Gusti Ayu Andani. Coach atau pembicara dari kegiatan coaching clinic adalah Bapak Professor Tommy Firman. Beliau adalah Dosen SAPPK ITB yang telah purna jabatan dan baru saja mendapatkan penghargaan ‘World’s Top 2% scientist from ASEAN Countries’ according to Stanford University, report updated 20/20/2021.
Kegiatan sesi diskusi dan konsultasi dilakukan selama kurang lebih 90 menit. Pada sesi tersebut terdapat beberapa asisten dan dosen yang turut serta dan memberikan beberapa pertanyaan kepada Prof. Tommy Firman. Pertanyaan peserta mencakup pertanyaan detail terkait langkah apa yang perlu dilakukan lebih dulu untuk memulai revisi paper yang sebelumnya sudah jadi, bagaimana merumuskan kajian literatur, dan bagaimana menjelaskan konteks internasional dalam sebuah penelitian. Lebih lanjut, Prof. Tommy menjelaskan bahwa sebaiknya dalam penulisan kajian literatur, perlu didetailkan lagi tema apa judul dari literatur. Selain itu, untuk merumuskan kajian literatur, perlu ditentukan posisi dari penelitian yang ditulis, apa kritik yang diberikan penulis, kemudian apakah penulis setuju dengan kajian literatur yang disebutkan atau mungkin hanya mengambil Sebagian dari kajian literatur tersebut. Lebih lanjut, penulis juga harus dapat membuat judul dengan bahasa yang lebih umum dan disesuaikan dengan konteks internasional, baru dapat ditambahkan keterangan studi kasusnya, sehingga judul penelitian tidak terlalu bersifat lokal.
Dokumentasi:
Live Youtube: